Showing posts sorted by relevance for query pelestarian-lingkungan-hidup. Sort by date Show all posts
Showing posts sorted by relevance for query pelestarian-lingkungan-hidup. Sort by date Show all posts

Menanamkan Cinta Lingkungan Hidup Semenjak Dini

4:20:00 AM
Menanamkan Cinta Lingkungan Hidup Sejak Dini Menanamkan Cinta Lingkungan Hidup Sejak Dini
Menanamkan budaya pelestari tersebut kepada bawah umur semenjak dini, baik di lingkungan rumah tangga, masyarakat, dan sekolah.
Kehancuran lingkungan sebagian besar alasannya ulah manusia. Manusia oleh Tuhan Yang Maha Kuasa diberi anugerah lebih daripada makhluk lain, terutama kecerdikan dan pikirannya sangat kuat pada kelestarian alam. Dengan kecerdikan budi dan nyata thinking insan bisa membangun alam lingkungan hidup menjadi habitat kesejahteraan komunitas penghuninya, tetapi jikalau mereka memakai kecerdikan pikiran yang hanya mengejar pemuasan nafsu pribadi maupun kolektif sesaat, dalam sekejap lingkungan alam yang diharapkan menyejahterrakan bersama justru berbalik menjadi ancaman peristiwa yang bisa memusnakan segalanya.

Memang alam semesta ciptaan Tuhan Yang Maha Kuasa sudah menjadi kodrat untuk kehidupan insan dan makhluk lain. Dalam Surat Al An’aam ayat 101 yang maknnya “Dia pencipta langit dan bumi…. Dia membuat segala sesuatu, dan Dia mengetahui segala sesuatu”. Namun oleh Tuhan Yang Maha Kuas, insan diberi kewajiban untuk memelihara dan menjaga kelesteriannya. Hal ini sangat terperinci diajarkan kepada ummat Islam dalam Surat Al A’raaf ayat 56 yang diterjemahkan: “Dan janganlah kau membuat kerusakan di muka bumi, setelah (Allah) memperbaikinya dan berdoalah kepadaNya…” Selain itu juga diberi kiprah lebih rinci, yaitu menjaga keseimbangan lingkungan hidup, ibarat yang difirmankan-Nya dalam surat Al Hijr ayat 19, ”Dan kami telah menghamparkan bumi dan mengakibatkan padanya gunung-gunung dan Kami tumbuhkan padanya segala sesuatu berdasarkan ukuran.”

Mengapa insan yang berkeawajiban memelihara lingkungan hidup?

Kelestarian lingkungan memang sudah dititahkan oleh Sang Kholiq menjadi kiprah manusia. Sesuai dengan firman Allah dalam Surat Al-Baqarah 30 yang berarti: “Sesungguhnya Aku hendak mengakibatkan seorang khalifah di muka bumi”. Urusan lingkungan hidup terperinci menjadi kiprah insan apa lagi pemikiran agama Islam sangat tegas disampaikan dalam Al Qur’an. Maka setiap Muslim/Muslimah diwajibkan memelihara lingkungan hidup, mengingat bahwa Islam yaitu agama rohmatan lil ‘aalamiin.

Sayyed Hossein Nasr, dosen studi Islam di George Washington University, Amerika Serikat. dalam dua bukunya “Man and Nature (1990)” dan “Religion and the Environmental Crisis (1993)”, yang disajikan sebagai berikut:“……Man therefore occupies a particular position in this world. He is at the axis and centreof the cosmic milieu at once the master and custodian of nature. By being taught the names ofall things he gains domination over them, but he is given this power only because he is thevicegerent (khalifah.) of God on earth and the instrument of His Will. Man is given the rightto dominate over nature only by virtue of his theomorphic make-up, not as a rebel againstheaven.” Oleh alasannya itu insan menempati posisi tertentu di dunia ini. Dia yaitu di sumbu dan centreof milieu kosmik sekaligus master dan kustodian alam. Dengan diajarkan nama-nama ofall hal ia mendapat dominasi atas mereka, tapi ia diberikan kekuatan ini hanya alasannya ia khalifah Allah di bumi dan instrumen kehendak-Nya. Manusia diberikan rightto mendominasi atas alam hanya berdasarkan kehendak-Nya theomorphic make-up, bukan sebagai seorang pemberontak againstheaven)

Jelaslah bahwa kiprah manusia, terutama muslim/muslimah di muka bumi ini yaitu sebagai khalifah (pemimpin) dan sebagai wakil Allah dalam memelihara bumi (mengelola lingkungan hidup).Andaikan Islam dilaksanakan dengan konsisten tentunya akan tercipta lingkungan hidup yang baik. Namun tanah air tercinta kita ketika ini semakin parah dieksploitasi sumber daya alamnya oleh orang-orang tidak bertanggung jawab tanpa memperhatikan dampak jelek yang terjadi. Pembakaran dan pembabatan hutan meraja lela, penambangan mineral tanpa perhitungan AMDAL, penggalian pasir, tanah, dan kerikil semakin membabi buta, pembuangan limbah berbahaya tanpa melihat dampaknya, dan lain-lain masih banyak lagi merupakan bukti kebodohan insan juga.

Mengutip disertasi Abdillah (2001), Surat Luqman ayat 20 Allah berfirman, “Tidakkah kau cermati bahwa Allah telah mengakibatkan sumber daya alam dan lingkungan sebagai daya dukung lingkungan bagi kehidupanmu secara optimum. Entah demikian, masih saja ada sebagian insan yang mempertanyakan kekuasaan Allah secara sembrono. Yakni mempertanyakan tanpa alasan ilmiah, landasan etik dan referensi memadai.”Selain itu, Abdillah juga mengutip bahwa insan harus mempunyai ketajaman nalar, sebagai prasyarat untuk bisa memelihara lingkungan hidup.

Siapa saja yang bertanggung jawab atas kelestarian lingkungan hidup?

Upaya pelestarian lingkungan hidup merupakan tanggung jawab bersama antara pemerintah dan masyarakat. Berkaitan dengan hal tersebut, pemerintah telah mengeluarkan peraturan yang berkaitan dengan pengaturan dan pengelolaan lingkungan hidup, yaitu Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997 perihal Pengelolaan Lingkungan Hidup. Undang-undang tersebut kemudian dijabarkan lebih lanjut dalam Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1999 mengenai Analisis Dampak Lingkungan, PP No. 19 Tahun 1999 mengenai Pengendalian Pencemaran Danau atau Perusakan Laut, dan Peraturan Pemerintah No. 41 Tahun 1999 perihal Pengendalian Pencemaran Udara.

Semua upaya melestarikan lingkungan hidup sebagaimana yang telah saya uraikan di atas akan sanggup tercapai, jikalau masyarakat dan pemerintah sungguh-sungguh berusaha membangun dan menanamkan suatu budaya pelestari. Dengan semangat budaya pelestari tersebut senantiasa mempertimbangkan dampak baik dan buruknya dalam melakukan pembangunan dan pergunaan sumber daya alam. Ada pun yang baik yaitu masyarakat dan pemerintah harus bertindak selektif dan mengambil apa yang memang dibutuhkan secara hemaat sesuai kebutuhan. Dengan demikian semua pihak semakin sadar dan dengan sendirinya merasa sebagai cuilan dari alam yang senantiasa dijaga kelestariannya.

Salah satu hal yang perlu dilakukan yaitu menanamkan budaya pelestari tersebut kepada bawah umur semenjak dini, baik di lingkungan rumah tangga, masyarakat, dan sekolah. Misal, selain menyisipkan secara integral dalam kegiatan di rumah, lingkungan dalam informasi/komunikasi, dan pembelajaran tiap mata pelajaran di sekolah perihal duduk masalah lingkungan hidup, juga kebiasaan harian menjaga kebersihan, membuang sampah pada daerah yang tepat, memelihara tanaman, dan lain-lain.

Baca juga: Mencetak Generasi Cinta Lingkungan

Pemberian referensi dan pengarahan terus menerus oleh para pelestari lingkungann biar setiap orang terbangun semangat kesadaran untuk menghargai dan menghormati lingkungan daerah tinggalnya sangat diperlukan. Tidak sebatas itu saja, tetapi perlu juga membiasakan bawah umur untuk terlibat pribadi dalam upaya-upaya pelestarian lingkungan hidup ibarat partisipasi secara kelompok/individu dalam, menjaga kebersihan, kerja bhakti berkala, menanam dan memelihara flora pada pot di depan kelas, gerakan penanaman sejuta pohon, reboisasi, penanaman taman kota yang diikuti oleh pelajar dan mahasiswa, dan sebagainya sanggup menumbuhkan kesadaran pada jiwa anak dan cowok secara mendalam.

Penanaman budaya pelestari lingkungan yang dilakukan semenjak dini merupakan suatu upaya yang sangat efektif dalam mengatasi duduk masalah kerusakan lingkungan hidup yang terjadi. Tentunya di sini membutuhkan partisipasi dan tanggung jawab orang bau tanah dalam keluarga dan juga dalam seluruh proses pendidikan di dingklik sekolah. Dengan demikian, melalui adaptasi yang dilakukan secara kontinyu tersebut generasi yang akan tiba semakin menyadari akan pentingnya menjaga kelestarian lingkungan hidup. Selanjutnya, proses penyadaran tersebut juga sanggup dilakukan sebagai kebiasaan yang turut membentuk rasa tanggung jawab masyarakat dalam memanfaatkan lingkungan hidup dan sumber daya alam.

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas dijelaskan bahwa: “Pendidikan lingkungan hidup yaitu suatu proses untuk membangun populasi insan di dunia yang sadar dan peduli terhadap lingkungan total (keseluruhan) dan segala masalah yang berkaitan dengannya, dan masyarakat yang mempunyai pengetahuan, ketrampilan, perilaku dan tingkah laku, motivasi serta janji untuk bekerja sama , baik secara individu maupun secara kolektif , untuk sanggup memecahkan banyak sekali masalah lingkungan ketika ini, dan mencegah timbulnya masalah baru.” (UNESCO, Deklarasi Tbilisi, 1977)

Apa saja yang sanggup diperoleh dari penanaman cinta lingkungan hidup?

Andai semua institusi pendidikan mulai dari TK/PAUD hingga perguruan tinggi tinggi telah menanamkan kesadaran kepada semua warga institusi tersebut maupun masyarakat stake holder yang sering berkunjung ke forum yang bersangkutan, selain membuahkan hasil kesadaran bermasyarakat di masa mendatang, manfaat yang sanggup dipetik pribadi antara lain berupa:
1.Suasana institusi semakin aman dan menyenangkan alasannya selalu bersih, rapi, dan higinis
2.Penghematan air, kelancaran sanitasi dan pemanfaatan limbah air untuk menyiram tanaman
3.Udara selalu segar alasannya poduksi oksigen oleh flora hias maupun flora pelindung berlangsung setiap hari
4.Kesejukan udara semakin baik alasannya dedaunan flora menahan pancaran cahaya matahari secara langsung
5.Ada produksi konsumsi yang bisa dinikmati bersama dari tanaman, baik berupa akar, daun, bunga, atau buah
6.Tanaman hias maupun flora pelindung, atau flora produksi sanggup dijadikan laboratorium biotik
7.Jika memungkinkan hasil flora bisa menjadi materi dasar produssi kuliner atau obat herbal (latihan wira usaha)
8.Membiasakan warga sekolah/kampus untuk memanfaatkan setiap jengkal tanah demi kesejahteraan hidup
9.Menanamkan kesadaran bahwa insan harus menyikapi alam lingkungan dengann arif dan bijaksana, sehingga tidak selalu terjadi ketergantungan pada alam
10.Memberikan imbas nyata kepada masyarakat sekitar
11.Melatih dan membiasakan semua warga institusi selalu rajin bekerja dan berusaha sesuai kesempatan yang ada

Literatur
1.Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997 perihal Pengelolaan Lingkungan Hidup.
2.Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1999 mengenai Analisis Dampak Lingkungan
3.PP No. 19 Tahun 1999 mengenai Pengendalian Pencemaran Danau atau Perusakan Laut
4.Peraturan Pemerintah No. 41 Tahun 1999 perihal Pengendalian Pencemaran Udara.
5.Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
6.https://filippaarjag.blogspot.com//search?q=pelestarian-lingkungan-hidup

*) Ditulis oleh WIDODO SANTOSO, S.Pd.M.Pd. Kepala SDN 4 Mangkujayan Kabupaten Ponorogo

Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (Mpls)

6:09:00 PM
Acara besrih lingkungan sekolah pada MPLS, diharapkandapat menumbuhkan semangat berguru terhadap siswa baru.
Pada hari pertama masuk sekolah semester ganjil untuk siswa gres tentu akan mendapat pengalaman yang gres juga. Diantaranya kelas baru, sekolah baru, guru serta teman – teman gres dan sudah niscaya lingkungan sekolah yang baru.

Seperti memasuki hutan untuk pertama kalinya anak akan merasa cemas dengan situasi ibarat ini. Namun seiring berjalanya waktu perasaan cemas itu akan segera hilang.

Pada kebanyakan sekolah biasanya setiap tahun pedoman gres selalu diadalakan Masa Pengenalan Lingkunga Sekolah (MPLS) guna menyambut kedatangan penerima didik baru.

Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) jaman dulu disebut juga Masa Orientasi Sekolah (MOS) atau Masa Orientasi Peserta Didik (MOPD) hal ini merupakan sebuah kegiatan umum yang dilaksanakan di sekolah sekolah.

Dari tahun ke tahun kegiatan ini selalu menuai pro dan kontra ditengah masyarakat, mereka menganggap MOS tidaklah perlu diadakan lantaran hanya menjadi ajang senioritas dan perpeloncoan yang menjurus pada kekasaran dan sanggup menjadikan menurunya mental pada siswa baru.

Namun pemerintah mencoba untuk meluruskan perihal tujuan MPLS yang tercantum dalam Prmendikbud No. 18 Tahun 2016.
1. Mengenali potensi siswa baru
2. Membantu siswa gres menyesuaikan diri dengan lingkungan sekolah dan sekitarnya, antara lain terhadap aspek keamanan, kemudahan umum, dan sarana prasarana sekolah.
3. Menumbuhkan motifasi, semangat dan cara berguru efektif sebagai siswa baru.
4. Mengembangkan interaksi konkret antar siswa dan warga sekolah lainya.
5. Menumbuhkan sikap konkret antara lain kejujuran, kemandirian, sikap saling menghargai, menghormati keaneka ragaman dan persatuan, kedisiplinan, hidup higienis dan sehat untuk mewujudkan siswa yang mempunyai nilai integritas, etos kerja dan semangat gotong royong.

Dari tujuan MPLS diatas, terang sekali pada pelaksanaan didalamnya jauh sekali dengan yang namanya perpeloncoan dan kekerasan. Tetapi malah sebaliknya kegiatan MPLS justru sangat menyenangkan dan penuh kekeluargaan.

Selama pelaksanaan MPLS di tiap sekolah selalu terdapat kegiatan yang menyangkut kebersihan lingkungan ( Adiwiyata ), yakni salah satu kegiatan Kementerian Lingkungan Hidup dalam rangka mendorong terciptanya pengetahuan dan kesadaran warga sekolah dalam upaya pelestarian lingkungan hidup.

Dimana siswa gres diperkenalkan dan diajarkan mengenai kebersihan lingkungan di sekolahnya dan eksklusif dipimpin guru pembimbingnya untuk terjunke lapangan bersama sama.

Adapun kegiatan yang dilaksanakan diantaranya :
1. Membersihkan sampah yang berserakan.
2. Membersihkan selokan air.
3. Menyediakan kolam sampah menurut jenis sampahnya.
4. Melakukan penghijauan dengan cara menanam pohon.
5. Membersihkan ruangan kelas dan laboratorium dan kemudahan sekolah lainya
6. Mengumpulkan flora obat
7. Menanam flora obat dll

Kebersihan sanggup mewujudkan lingkungan yang aman, nyaman tentram dan sedap dipandang mata termasuk dilingkungan sekolah.

Bagaimana mungkin siswa gres sanggup terkesan apabila lingkungan daerah ia menuntut ilmu keadaanya kotor dan kumuh, alasannya dengan keadaan lingkungan sekolah yang kotor akan menurunkan hasrat dan minat untuk belajar. Selain itu keadaan lingkungan yang kotor sanggup menjadi daerah bersarangnya basil dan bibit penyakit.

Keadaan lingkungan yang kotor tersebut dikarenakan kurangnya kesadaran warga sekolahnya dalam menggalakan kebersihan lingkungan.

Apalagi menyangkut dengan siswa gres yang sejatinya harus diperkenalkan dengan sesuatu yang baik dan elok untuk merangsang semangat belajarnya ditempat beliau akan menuntut ilmu.

Dengan adanya kegitan higienis lingkungan yang di ajarkan kepada siswa gres pada kegiatan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah ( MPLS ), dibutuhkan sanggup menumbuhkan semangat berguru bagi siswa gres serta akan timbul rasa besar hati terhadap sekolahnya dikarenakan kesan pertama yang diajarkan oleh sekolah itu sendiri.

*) Ditulis oleh Asep Sulistina Sekolah Menengah kejuruan N 9 Kota Tangerang

Butiran Mutiara Ki Hajar Dewantara Yang Hilang

7:09:00 PM
Butiran Mutiara Ki Hajar Dewantara yang Hilang Butiran Mutiara Ki Hajar Dewantara yang Hilang

Setiap tanggal dua Mei dijadikan sebagai hari pendidikan nasional. Dijadikan sebagai hari pendidikan nasional sebagai bentuk penghargaan pada Ki Hajar Dewantara atas pemikirannya dibidang pendidikan. Ki Hajar Dewantara populer dengan sekolah taman siswa dengan pola pengajaran atau metode sistem among. Metode yang digali dari kearifan lokal. Metode yang mengindonesia. Metode yang terlupakan.

Baca juga: Saripati Pemikiran Ki Hajar Dewantara

Pola pengajaran Ki Hajar Dewantara telah tergantikan teori pendidikan Barat. Di kampus teori-teori barat diagung-agungkan sebagai sebuah menara gading. Hal ini telah membentuk pola pikir dan praktek sekuler dalam dunia pendidikan Indonesia; dan apa yang terjadi kini ini merupakan hasil dari pola pikir tersebut. Pendidikan tidak berhasil meneguhkan identitas sebagai bangsa melainkan justru telah mencabut sendi-sendi kebangsan sehingga menjadi bangsa yang tidak mempunyai identitas kebangsaan yang jelas. Pendidikan kini ini telah melahirkan bangsa yang ragu dan gundah perihal dirinya. Semuanya itu sebab hampir tiga puluh tahun lebih pemerintah menggunakan konsultan pendidikan dari barat yang tindak mengindonesia, “kurang paham” akan budaya atau kearifan lokal yang syarat akan metode belajar.

Ki Hadjar Dewantara memaparkan bahwa sistem Among merupakan metode yang sesuai untuk pendidikan sebab merupakan metode pengajaran dan pendidikan yang berdasarkan pada asih, asah dan asuh (care and dedication based on love). Pendidikan sistem Among bersendikan pada dua hal yaitu : Kodrat Alam sebagai syarat untuk menghidupkan dan mencapai kemajuan dengan secepat-cepatnya, dan Kemerdekaan sebagai syarat untuk menghidupkan dan menggerakkan kekuatan lahir dan batin anak sampai sanggup hidup mandiri. Sistem Among sering dikaitkan dengan dalil yang berbunyi : Tut Wuri Handayani, Ing madya mangun karsa, Ing ngarso sung tuladho. Seorang dosen atau guru yang disebut oleh Ki Hadjar Dewantara sebagai pamong harus menjadi contoh, fasilitor dan mendorong siswa dalam belajar.

Ki Hadjar Dewantara menekankan pentingnya pelestarian eksistensi manusia, dalam arti membantu insan lebih manusiawi, lebih berbudaya, sebagai insan yang utuh berkembang menyangkut daya cipta (kognitif), daya rasa (afektif), dan daya karsa (konatif). Singkatnya, “educate the head, the heart, and the hand ”. Ki Hajar Dewantara ingin mengajarkan pada kita bahwa mengajar dan mendidik siswa merupakan tanggung jawab bersama (Tripusat Pendidikan) suatu upaya pendidikan yang mencakup pendidikan di tiga lingkungan hidup, ialah lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat.

Baca juga: Menciptakan Ruang Kelas yang Efektif

Dalam proses berguru mengajar Ki Hajar Dewantara menganalogikan kekerabatan guru siswa serupa dengan kekerabatan petani dan tanamannya. Untuk itu guru terhadap para murid harus berfikir, berperasaan dan bersikap sebagai Juru Tani terhadap tanamannya. Orang bercocok tanam harus takluk kepada kodratnya tanaman, janganlah flora ditaklukkan pada kemauan petani. Haruslah petani menyerahkan dirinya, yakni menghilangkan kemurkaan dirinya, dengan nrimo kepada kepentingan tanamannya dan mengejar kesuburan tanamannya semata-mata. Kesuburan tanamannya inilah yang menjadi kepentingan petani. Haruslah ia tahu akan perbedaan antara padi, jagung, dna flora lainnya dalam keperluan masing-masing untuk sanggup bertumbuh dengan subur dan sanggup berhasil. Karena itu perlulah si petani tahu dan mengerjakan segala ilmu atau pengetahuan pertanian, yang benar dan baik. Dalam pada itu janganlah membedabedakan pula dari mana asalnya pupuk, asalnya alat, atau asalnya ilmu pengetahuan pertanian, dan sebagainya; segala yang sanggup menyuburkan flora berdasarkan kodrat dan irodatnya harus digunakan petani.

Cara atau alat mendidik anak (siswa) berdasarkan Ki Hadjar Dewantara dimulai dari: memberi referensi (voorbeeld); adaptasi (pakulinan, gewoontevorming); pengajaran (leering, wulang-wuruk); perintah, paksaan, dan eksekusi (regeering en tucht); laris (zelfbeheersching, zelfdiscipline); pengalaman lahir dan batin (nglakoni, ngroso, beleving).

Akhirnya kita perlu menyadari bahwa tujuan pendidikan ialah memanusiakan insan muda. Pendidikan hendaknya menghasilkan pribadi-pribadi yang lebih manusiawi, berkhasiat dan kuat di masyarakatnya, yang bertanggungjawab atas hidup sendiri dan orang lain, yang berwatak luhur dan berkeahlian. Menghasilkan insan yang berwawasan Nasional Indonesia. Semoga.

*) Ditulis dan dikirim ke oleh Heronimus Delu Pingge. Pengajar di STKIP Weetebula Sumba Barat Daya NTT

Soal Uas Ipa Semester 1 Kelas 6 Sd Tahun 2015

6:02:00 AM
 setiap selesai semester dilaksanakan Ujian Akhir Semester  Soal UAS IPA Semester 1 Kelas 6 SD Tahun 2015
Download soal UAS semester 1 untuk kelas 6 SD/MI tahun pelajaran 2015/2016 mata pelajaran IPA.
Bulan ini memasuki selesai semester 1 tahun pelajaran 2015/2016. Menjadi agenda rutin, setiap selesai semester dilaksanakan Ujian Akhir Semester (UAS). Tahun pelajaran 2015/2016 ini sebagian besar sekolah kembali memakai Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).

Soal latihan UAS Semester Kelas 6 SD ini sanggup dipakai untuk latihan siswa menghadapi UAS semester ganjil tahun pelajaran 2015/2016. Soal UAS semester 1 untuk mata pelajaran (mapel) Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) kelas 6 SD/MI tahun pelajaran 2015/2016 sebagai berikut:

Contoh Soal UAS Semester 1 IPA Kelas 6 SD

# Soal pilihan ganda
14. Tumbuhan di bawah ini yang merupakan tumbuhan langkah yaitu ...
a. eceng gondok
b. teratai
c. pohon mangga
d. pohon damar

15. Cagar alam yang terdapat di Kalimantan Selatan, yaitu cagar alam ....
a. Rimbo Panti
b. Kendawangan
c. Muara Kaman
d. Teluk Apar

16. Hutan pelestarian alam dibagi menjadi 3 wilayah sebagai berikut, kecuali ....
a. cagar alam
b. taman nasional
c. taman hutan raya
d. taman wisata alam

# Soal Isian
1. Daun kaktus bentuknya . . . untuk mengurangi penguapan.
2. Bebek sanggup menyaring masakan dari air dan lumpur, alasannya ....
3. Untuk memikat serangga, dinding daun kantung semar akan mengeluarkan ....
4. Kaktus sanggup mengurangi penguapan air dengan permukaan daun yang ....

# Soal Uraian
4. Berikan pola ciri pertumbuhan dan perkembangan pada manusia!
5. Tuliskan cara-cara melestarikan tumbuhan dan hewan!
6. Jelaskan bagaimana pestisida sanggup tergoda oleh manusia?

Materi UAS semester 1 kelas 6 SD/MI mapel IPA meliputi: Ciri-Ciri Khusus Makhluk Hidup, Perkembangbiakan Makhluk Hidup, Keseimbangan Lingkungan, Pelestarian Hewan Dan Tumbuhan, serta Penghantar Panas. Selengkapnya latihan soal UAS semester 1 untuk kelas 6 SD/MI tahun pelajaran 2015/2016, mapel IPA sanggup didownload di tautan berikut ini:


Bersama dengan nilai Ulangan Harian (UH) dan Ujian Tengah Semester (UTS), Nilai UAS akan diolah menjadi nilai selesai semester atau rapor. Untuk mendapat nilai maksimal, sanggup mempelajari atau mengerjakan soal UAS ipa semester 1 kelas 6 SD/MI tahun pelajaran 2015/2016 di atas.

Kumpulan Soal Latihan Uas Kelas 6 Semester 1

12:17:00 AM
 Dalam kalender pendidikan tahun pelajaran  Kumpulan Soal Latihan UAS Kelas 6 Semester 1
Download kumpulan soal UAS kelas 6 semester 1 mata pelajaran PKn, Bahasa Indonesia, Matematika, IPA, dan IPS.
Dalam kalender pendidikan tahun pelajaran 2015/2016, minggu-minggu ini ialah pekan Ulangan Akhir Semester 1 (UAS). Menjadi agenda rutin, setiap tengah semester dilaksanakan ujian. Tahun ini sebagian besar SD (SD) kembali memakai Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Guru telah mengajarkan bahan yang harus dikuasai siswa dalam satu semester ganjil ini, untuk mengukur karenanya salah satunya dengan UAS.

Materi UAS semester 1 kelas 6 PKn meliputi: Nilai-nilai usaha dalam perumusan Pancasila dan Sistem pemerintahan Republik Indonesia. Mapel IPS meliputi: Perkembangan sistem manajemen negara, Keadaan Alam dan Gejala Sosial di Indonesia, Kenampakan alam Indonesia, serta Gejala Alam di Indonesia dan Negara Tetangga. Sedangkan, bahan UAS Bahasa Indonesia mencakup tema: Hiburan, Olahraga, Pertanian, dan Kerajinan.

Untuk Matematika yang diujikan pada UAS semester 1 kelas 6 meliputi: Bilangan Bulat, Satuan Volume dan Debit, Bangun Datar dan Bangun Ruang, Pengumpulan dan Penyajian Data. Materi UAS IPA meliputi: Ciri-Ciri Khusus Makhluk Hidup, Perkembangbiakan Makhluk Hidup, Keseimbangan Lingkungan, Pelestarian Hewan Dan Tumbuhan, serta Penghantar Panas.

Kumpulan soal UAS SD Kelas 6 semester 1 ini dapat dipakai untuk latihan menghadapi UAS semester ganjil tahun pelajaran 2015/2016. Soal UAS semester 1, untuk mapel pokok kelas 6 SD dapat didownload melalui tautan berikut ini:

1. Soal UAS PKn Kelas 6 Semester 1 [Download]

2. Soal UAS IPA Kelas 6 Semester 1 [Download]

3. Soal UAS Matematika Kelas 6 Semester 1 [Download]

4. Soal UAS Bahasa Indonesia Kelas 6 Semester 1 [Download]

5. Soal UAS IPS Kelas 6 Semester 1 [Download]

Bersama dengan nilai Ulangan Harian (UH) dan Ujian Tengah Semester (UTS), Nilai UAS akan diolah menjadi nilai final atau rapor semester. Untuk mendapat nilai maksimal, pelajari atau kerjakan kumpulan soal UAS semester 1 kelas 6 SD/MI tahun pelajaran 2015/2016 di atas.