Showing posts with label Guru SD. Show all posts
Showing posts with label Guru SD. Show all posts

Guru Harus Sanggup Honor Dan Kesejahteraan Yang Layak

12:29:00 AM
Guru Harus Dapat Gaji dan Kesejahteraan yang Layak Guru Harus Dapat Gaji dan Kesejahteraan yang Layak
Dengan kiprah yang berat, guru harus menerima honor dan kesejahteraan yang layak.
Guru menjadi komponen penting dalam pendidikan sebagai ujung tombak dalam memajukan pendidikan. Untuk membentuk anak yang cerdas, terampil dan memiliki perilaku konkret perlu dididik dengan baik dan terpola. Dalam hal ini, kuncinya terletak pada guru (pendidik) yang dilakukan dalam proses pembelajaran di sekolah. Begitu berat, namun mulia profesi sebagai guru.

Setiap orang menganggap bahwa pekerjaan guru ialah pekerjaan yang memiliki derajat tinggi baik di hadapan Tuhan maupun di hadapan sesama manusia. Dianggap memiliki derajat tinggi alasannya gurulah yang mengukir jiwa dan raga anak insan dalam suatu bangsa. Kemajuan sebuah bangsa sangat ditentukan oleh tingkat kualitas pendidikan.

Pendidikan sanggup menjadi berkualitas, sangat bergantung pada kualitas guru itu sendiri. Guru yang berkualitas memiliki perangkat kompetensi yang mendukung untuk suksesnya kiprah utama dalam pembelajaran di sekolah. Guru harus profesional, baik dalam penguasaan bahan maupun kemampuan mendesain pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik bahan yang akan diajarkan.

Tuntutan lain yang harus dipenuhi guru ialah memiliki kepekaan kekerabatan sosial dan memiliki kepribadian yang utuh, dan sanggup dijadikan teladan oleh siswa yang dididik. Ya, itulah kompetensi profesional guru yang total disiapkan oleh setiap orang yang menentukan profesi guru.

Baca: Ini Alasan Kenapa Guru Tetap Kaprikornus Profesi Keren

Tidak hanya itu, sebagai profesi, guru memiliki panggilan jiwa, perilaku dedikasi dan usaha untuk membangun bangsa harus diniatkan secara bundar menjadi abdi negara. Oleh alasannya itu, konsep dasar pemahaman diri sebagai seorang guru profesional sudah betul-betul dilekatkan.

Dengan kiprah yang berat tersebut, konsekuensinya guru harus menerima honor dan kesejahteraan yang layak, baik guru yang berstatus negeri maupun guru swasta. Karena realitasnya, pendidikan di Indonesia tidak hanya sekolah negeri, tetapi sekolah swasta pula. Kesenjangan antara guru negeri dan guru swasta, hingga hari ini menjadi perkara yang butuh penyelesaian.

*) Artikel ini ditulis oleh Maswan, dosen Unisnu Jepara, kandidat doktor Unnes, anggota Dewan Pendidikan Provinsi Jateng. Telah diterbitkan di laman Suara Merdeka dengan judul Beban Guru dalam Mendidik Bangsa.

Kalender Pendidikan Tahun Pelajaran 2018/2019

9:07:00 PM
 Untuk menyamakan persepsi terhadap waktu dalam penyelenggaraan pendidikan selama satu tah Kalender Pendidikan Tahun Pelajaran 2018/2019
Download Kalender Pendidikan (Kaldik) tahun pelajaran 2018/2019 resmi dari Dinas Pendidikan.
Untuk menyamakan persepsi terhadap waktu dalam penyelenggaraan pendidikan selama satu tahun, maka perlu adanya Kalender Pendidikan (kaldik). Dalam rangka memperlihatkan pedoman kepada satuan Pendidikan baik negeri maupun swasta dalam mengatur waktu untuk aktivitas pembelajaran serta untuk mewujudkan efektivitas proses pembelajaran seluruh satuan pendidikan, maka setiap Provinsi tetapkan pedoman Kalender Pendidikan Tahun Pelajaran 2018/2019.

Kalender pendidikan merupakan rambu-rambu aktivitas yang harus disusun oleh satuan pendidikan dalam abad waktu satu tahun. Pada Kalender Pendidikan Tahun Pelajaran 2018/2019 yang dikeluarkan oleh Dinas Pendidikan memuat permulaan dan tamat tahun pelajaran, hari pertama aktivitas pembelajaran. Selain itu diatur pula beban belajar, aktivitas tengah semester, evaluasi hasil belajar, libur sekolah, hari libur pada bulan ramadhan.

Bagi satuan pendidikan satuan pendidikan yang masih memakai Kurikulum 2006, jumlah ahad efektif pertahun sebanyak 34-38 minggu. Masing-masing semester jumlah ahad efektifnya berkisar antara 17 – 19 minggu. Sedangkan bagi satuan pendidikan satuan pendidikan yang seudah memakai Kurikulum 2013, jumlah ahad efektif minimal 36 minggu. Dengan rincian semester ganjil paling sedikit 18 minggu, dan semester genap paling sedikit 14 minggu.

Dalam penyelenggaraan pembelajaran, satuan pendidikan sanggup memilih jumlah hari berguru sebanyak lima atau enam hari perminggu. Jumlah hari berguru efektif fakultatif dalam satu tahun pelajaran sebanyak 3 hari. Dalam Kalender Pendidikan Tahun Pelajaran 2018/2019 ini juga dijelaskan apa yang harus dilakukan oleh kepala sekolah dan guru pada awal tahun dan guru pada awal semester.

Kalender Pendidikan resmi Tahun Pelajaran 2018/2019 sanggup didownload melalui tautan berikut ini:


Satuan pendidikan diberi kewenangan untuk memilih jadwal pelaksanaan aktivitas sesuai dengan karakteristik tempat masing-masing. Hal-hal yang harus diperhatikan pada awal tahun pelajaran yakni Penerimaan Peserta Didik Baru, pengaturan kelas dan penyusunan jadwal pelajaran. Kepala Sekolah berkewajiban menciptakan jadwal Program Kerja Sekolah dan Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah (RKAS). Sedangkan kewajiban guru menciptakan Program Tahunan dan Semester dan Program Kegiatan Pembelajaran.

Ini 5 Tugas Guru Abad Sekarang Berdasarkan Kemendikbud

8:16:00 AM
 Peran Guru Masa Kini Menurut Kemendikbud Ini 5 Peran Guru Masa Kini Menurut Kemendikbud
Ada lima tugas guru yang harus dikuatkan dalam PPK, adalah sebagai pengajar, katalisator, penjaga gawang, fasilitator, dan penghubung.
Peran guru kini dituntut lebih dari sekadar sumber informasi. Pasalnya, di era digital kini ini para siswa telah mempunyai jalan masuk gosip yang sangat luas. Peran pendidik ibarat yang pernah disampaikan oleh Ki Hadjar Dewantara masih sangat relevan dalam menghadapi era industri 4.0

Bagaimana bagaimana transformasi tugas guru di sekolah sanggup dilakukan? Setidaknya ada 5 tugas guru yang harus dikuatkan dalam Penguatan Pendidikan Karakter (PPK). Seperti yang kutip dari akun resmi instagram Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud), inilah tugas guru masa kini:

1. Pengajar
Guru bisa memberikan mata pelajaran semoga dimengerti dan di dipahami oleh siswa.

2. Katalisator
Guru dibutuhkan bisa untuk mengindentifikasi, menggali dan mengoptimalkan potensi anak didik.

3. 'Penjaga gawang'
Guru membantu anak didik untuk bisa menyaring pengaruh-pengaruh negatif yang ada di lingkungan, termasuk di dunia maya.

4. Fasilitator
Guru membantu siswa menjadi subyek dalam proses pembelajaran, menjadi sobat diskusi dan juga bertukar pikiran.

5. Penghubung
Guru bisa menghubungkan anak didik dengan sumber-sumber yang beragam, baik di dalam maupun di luar sekolah.

Dengan tugas ini, dibutuhkan nantinya guru bisa menyiapkan anak didik untuk mempunyai kecakapan periode 21, adalah 4C: Critical Thinking (berpikir kritis dan analitis), Creative and Innovative (kreatif dan inovatif), Communicative (komunikatif), dan Collaborative (kolaboratif).

Kecerdasan Emosional Dan Perkembangan Sosial

4:04:00 PM
Kecerdasan Emosional dan Perkembangan Sosial Kecerdasan Emosional dan Perkembangan Sosial
Guru harus mengetahui karakteristik emosi dan sikap sosial pada masa usia sekolah dasar.
A. Perkembangan Emosi

1. Pengertian emosi : Emosi sanggup didefinisikan sebagai suatu suasana yang kompleks dan getaran jiwa yang menyertai atau muncul sebelum/sesudah terjadinya sikap (Makmun, 2009:114). Emosi tidak hanya melibatkan perasaan dan pikiran, aspek biologis dan psikologis, namun disertai serangkaian tindakan.

2. Aspek sikap dari suatu emosi ada tiga variabel :
a. Situasi yang menjadikan emosi
b. perubahan-perubahan fisiologis yang terjadi dalam diri individu yang mengalami emosi
c. respon atau reaksi individu yang menyertai emosi.

Masa kanak-kanak disebut sebagai “periode kritis” dalam perkembangan emosi (Hurlock, 2003:213-214). Keadaan emosi pada masa usia sekolah (akhir masa kanak-kanak) umumnya merupakan periode yang relatif damai hingga datangnya masa puber. Namun ada dikala anak sering mengalami emosi yang meninggi menyerupai cepat murka dan rewel, umumnya sulit dihadapi (periode ketidakseimbangan) disebabkan:

1) Faktor fisik (sakit, lelah)
2) Menghadapi lingkungan gres menyerupai dikala anak masuk sekolah
3) Perubahan yang besar pada kehidupan anak, menyerupai perceraian atau janjkematian orangtua.

Emosi yang umum pada masa final kanak-kanak (usia sekolah) ialah marah, takut, cemburu, ingin tahu, iri hati, gembira, sedih, dan kasih sayang.

Menurut Hurlock (2003:211) emosi mempunyai peranan yang penting bagi kehidupan anak lantaran menghipnotis adaptasi langsung dan sosial anak, diantaranya yaitu:

1) Menambah rasa bahagia dan menyiapkan badan untuk bertindak
2) Ketegangan emosi mengganggu keterampilan motorik.
Contoh sanggup mengakibatkan gangguan bicara menyerupai bicara tidak terperinci dan gagap
3) Emosi merupakan bentuk suatu komunikasi dan memperlihatkan kesannya pada ekspresi
wajah, serta mewarnai pandangan anak terhadap kehidupan
4) Emosi mengganggu acara mental.
5) Emosi merupakan sumber evaluasi diri dan sosial.
6) Emosi menghipnotis interaksi sosial.
7) Emosi menghipnotis suasana psikologis.
8) Reaksi emosional apabila diulang-ulang akan berubah menjadi kebiasaan.

Menurut Goleman (1997:57) setiap orang tentu mempunyai kemampuan yang berbeda dalam wilayah kecerdasan emosi. Kecerdasan emosional mempunyai lima wilayah utama, yaitu:

1) Mengenali emosi diri
2) Mengelola emosi.
3) Memotivasi diri sendiri
4) Mengenali emosi orang lain
5) Membina hubungan.

Kualitas-kualitas emosional yang penting untuk mencapai kesuksesan berdasarkan Peter Salovey dan John Mayer diantaranya :

a) empati
b) mengungkapkan dan memahami perasaan
c) mengendalikan amarah
d) kemandirian
e) kemampuan mengikuti keadaan
f) disukai
g) kemampuan memecahkan persoalan antar pribadi
h) ketekunan
i) kesetiakawanan
j) keramahan
k) sikap hormat.

Menurut Hurlock (2003:231) mengendalikan emosi ialah mengarahkan energi emosi ke terusan ekspresi yang bermanfaat dan dapatditerima secara sosial. Dalam mengendalikan emosi, anak harus berguru bagaimana cara menangani rangsangan yang membangkitkan emosi dan bagaimana cara mengatasi reaksi yang biasa menyertai emosi.

B. Perkembangan Sosial

Setelah memasuki sekolah, anak melaksanakan relasi sosial yang lebih luas dengan sahabat sebayanya dibandingkan dengan anak pada masa pra sekolah. Pada masa ini minat terhadap kegiatan keluarga berkurang, sebaliknya minat terhadap kegiatan sahabat sebayanya semakin kuat. Perubahan permainan individual menjadi permainan kelompok yang membutuhkan banyak orang, sehingga pergaulannya semakin luas. Berubahnya minat bermain, impian untuk bergaul dan diterima oleh teman-temannya semakin kuat. Pada masa ini disebut sebagai masa “gang”, yaitu usia dimana kesadaran sosial berkembang pesat. Gang mempunyai kiprah dalam meningkatkan sosialisasi anak, anak berguru berperilaku biar sanggup diterima secara sosial. Menjadi langsung sosial ialah salah satu kiprah perkembangan yang utama dalam periode ini. Anak menjadi anggota kelompok sahabat sebaya dan secara sedikit demi sedikit menggantikan imbas orangtua dalam berperilaku.

a. Bentuk Perilaku yang Paling Umum pada Masa Kanak-kanak Akhir

1) Rentan terhadap penerimaan sosial.
2) Kepekaan yang berlebihan.
3) Sikap sportif dan tanggung jawab
4) Diskriminasi sosial
5) Prasangka
6) Antagonisme jenis kelamin
7) Persaingan terjadi antara anggota dalam kelompok atau antara gang saingannya.
8) Praktis dipengaruhi dan tidak gampang dipengaruhi.
9) Wawasan social

b. Status Hubungan Sosial

Penerimaan sosial bekerjasama dengan kualitas langsung yaitu banyaknya sifat-sifat baik, menarik , dan keterampilan sosial. Ada 3 status sosial, yaitu:

1) Anak popular
Menurut Hartuf (Santrock, 2010:100) anak terkenal ialah sahabat yang terbaik, mempunyai keterampilan sosial yang tinggi, ramah, suka bergaul, bersahabat, sangat peka secara sosial, suka menolong, dan sangat gampang bekerjasama dengan orang lain, mandiri, cenderung riang.

2) Anak yang diabaikan (neglected children)
Ciri-ciri sikap anak yang diabaikan adalah, cenderung menarik diri, jarang bergaul, temannya sedikit, jarang diharapkan oleh temannya.

3) Anak yang ditolak (rejected chidren),
Anak yang ditolak mempunyai ciri menawarkan aksi tinggi, menarik diri, serta kemampuan sosial dan kognitif yang rendah. Anak yang ditolak ada yang bersikap agresif, yaitu menawarkan sikap bergairah yang tinggi, kontrol diri rendah (impulsive), serta sikap menganggu. Adapula yang tidak agresif, perilakunyamenunjukkan melarikan diri, cemas, dan tidak mempunyai keterampilan sosial

C. Kecerdasan Emosi dan Keterampilan Sosial

Kecerdasan emosi dan keterampilan sosial akan membentuk karakter, berdasarkan beberapa hasil penelitian kecerdasan emosi dan keterampilan sosial lebih penting dari inteligensi (IQ) dalam mencapai keberhasilan hidup. Kecerdasan emosi (EQ) menciptakan anak mempunyai semangat yang tinggi dalam berguru atau disukai oleh teman-temannya dalam kegiatan bermain, maka hal itu akan membawa keberhasilan ketika memasuki dunia kerja atau berkeluarga. Menurut Shapiro (1997:175) kecerdasan emosi dan keterampilan sosial sanggup diajarkan kepada anak sesuai dengan usia dan tahap perkembangan anak.

Dalam mengajarkan kecerdasan emosi dan keterampilan sosial sanggup dilakukan antara lain dengan
1) Membina relasi persahabatan
2) Bekerja dalam kelompok
3) Berbicara dan mendengarkan secara efektif
4) Mengatasi persoalan dengan sahabat yang nakal
5) Berempati terhadap orang lain
6) Mencapai prestasi tinggi
7) Memecahkan masalah
8) Memotivasi diri kalau menghadapi masa-masa yang sulit
9) Percaya diri dikala menghadapi situasi yang sulit
10) Menjalin keakraban, dan mengajarkan tata krama

D. Identifikasi kecerdasan emosi dan keterampilan sosial peserta didik

Untuk mengidentifikasi kecerdasan emosi dan keterampilan sosial peserta didik, guru harus mengetahui karakteristik emosi dan sikap sosial pada masa usia sekolah dasar. Cara mengidentifikasi hal tersebut, diantaranya ialah pengamatan, wawancara, angket, tes (lisan tulis dan tindakan), studi okumentasi, angket atau inventori, menyerupai telah dijelaskan di materi perkembangan peserta didik.

Soal Dan Kunci Balasan Modul Pkb Guru Sd Kk A Dan Kk B

4:17:00 PM
Download soal latihan dan kunci tanggapan Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) kelompok kompetensi (KK) A dan B.
Pengembangan profesionalitas guru melalui Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) merupakan upaya Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dalam upaya peningkatan kompetensi guru. Sejalan dengan hal tersebut, pemetaan kompetensi guru telah dilakukan melalui Uji Kompetensi Guru (UKG) untuk kompetensi pedagogik dan profesional.

Peta profil hasil UKG memperlihatkan kekuatan dan kelemahan kompetensi guru dalam penguasaan pengetahuan pedagogik dan profesional. Peta kompetensi guru tersebut dikelompokkan menjadi 10 (sepuluh) kelompok kompetensi. Tindak lanjut pelaksanaan UKG diwujudkan dalam bentuk Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) bagi Guru.

Adapun perangkat pembelajaran yang dikembangkan yaitu modul Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) bagi Guru untuk semua mata pelajaran dan kelompok kompetensi. Dengan modul ini diperlukan kegiatan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) memperlihatkan proteksi yang sangat besar dalam peningkatan kualitas kompetensi guru.

Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) bagi Guru jenjang Sekolah Dasar telah terintegrasi Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) dan Penilaian Berbasis Kelas, serta berisi materi pedagogik dan profesional yang akan dipelajari oleh penerima selama mengikuti Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB).

Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) bagi Guru jenjang Sekolah Dasar kelompok kompetensi (KK) A untuk materi pedagogiknya yaitu Karakteristik dan Pengembangan Potensi Peserta Didik, dan untuk profesionalnya yaitu Penguasaan dan Ketrampilan Berbahasa Indonesia.

Sedangkan Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) bagi Guru jenjang Sekolah Dasar kelompok kompetensi (KK) B untuk materi pedagogiknya yaitu TEORI BELAJAR DAN PRINSIP PEMBELAJARAN, dan untuk materi profesionalnya yaitu GENRE DAN APRESIASI SASTRA.

Contoh soal latihan Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) bagi Guru jenjang Sekolah Dasar kelompok kompetensi (KK) A dan B yaitu sebagai berikut:

23. Penalaran adab didasarkan pada hukuman. Anak-anak taat alasannya yaitu menghindari hukuman, menaruh
hormat alasannya yaitu melihat sifat yang memberi aturan yang bersangkutan. Merupakan perkembangan adab pada tahap....
A. Orientasi ganjaran
B. Orientasi eksekusi dan ketaatan
C. Orientasi otoritas
D. Orientasi kontrak social

24. Kemampuan untuk memberi makna ibadah terhadap setiap sikap dan kegiatan disebut,,,,
A. kecerdasan majemuk
B. kecerdasan intelegensi
C. kecerdasan spiritual
D. kecerdasan natural

28. Pada umur empat bulan Difa sudah mengucapkan kata ma ma ma dan da, da,da. Tahap pemerolehan bahasa yang terjadi pada Difa adalah...
A. Cooing
B. Babling
C. Holofrastis
D. Telegrafik

36. Kami melakukan diskusi di dalam kelas. Kalimat yang mempunyai teladan yang sama dengan kalimat tersebut adalah:
A. Ibu guru mengajar di kelas
B. Para siswa membaca buku di perpustakaan
C. Adik sedang berenang di Ancol
D. Ayah membaca di teras rumah

48. Pendekatan pengolahan KBM yang berfokus pada pelibatan secara aktif dan kreatif dalam proses pemerolehan hasil berguru yaitu pendekatan....
A. keterampilan proses
B. konstruktivisme
C. inqury
D. Whole Language

Selengkapnya 100 soal latihan dan kunci tanggapan Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) bagi Guru jenjang Sekolah Dasar kelompok kompetensi (KK) A dan B sanggup didownload melalui tautan berikut:


Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) jenjang Sekolah Dasar ini diperlukan sanggup menjadi materi bacaan wajib bagi para guru untuk sanggup meningkatkan pemahaman perihal kompetensi pedagogik dan profesional terkait dengan kiprah pokok dan fungsinya sehingga bisa meningkatkan prestasi pendidikan anak didik.

Membaca Merupakan Kebutuhan Primer Bagi Guru Dan Penerima Didik

1:15:00 AM
Membaca Merupakan Kebutuhan Primer Bagi Guru dan Perserta Didik Membaca Merupakan Kebutuhan Primer Bagi Guru dan Peserta Didik
Pentingnya membaca bagi guru dan akseptor didik.
Membaca merupakan kegiatan yang sangat memilih masa depan semua kalangan masyarakat alasannya yakni dengan membaca kita sanggup memperoleh sejumlah informasi yang sanggup memacu kita dalam beraktivitas setiap hari. Terutama bagi guru dan akseptor didik gotong royong membaca merupakan suatu kebutuhan utama sepanjang hidup.

Setiap hari bagi seorang guru niscaya dihadapkan dengan acara Kegiatan Belajar Mengajar yang mau tidak mau harus melaksanakan kegiatan membaca sebagai sarana memperoleh pengalaman dan pengetahuan untuk melaksanakan kiprah sebagai guru. Sedangkan bagi akseptor didik setiap hari dihadapkan dengan rasa ingin tahu serta menguasai pengetahuan dan pengalaman yang disuguhkan oleh gurunya.Ini berarti bagi guru dan akseptor didik kegiatan membaca merupakan acara rutin setiap hari.

Bagi Peserta didik usia Sekolah Dasar tentu membaca dibagi menjadi dua kategori antara lain:

1. Bagi kelas bawah akan berlatih mengeja setiap fonem,kemudian menghafal satu demi satu kemudian langkah selanjutnya menggabungkan bunyi, mengenal kata dan menemukan makna bacaan yang dibacanya. Proses untuk mencapai tingkat menemukan makna bagi akseptor didik SD kelas rendah merupakan suatu usaha yang melibatkan banyak pihak di setiap waktu dan kesempatan. Mulai dari guru di depan kelas,teman di samping kiri dan kanan hingga di lingkungan rumah ada santunan tuntunan orang bau tanah dan keluarga yang peduli dengan akseptor didik tersebut.

2. Bagi Peserta Didik kelas atas mendapatkan dan memahami aneka macam informasi melalui kegiatan membaca baik di dalam kelas di bawah tuntunan guru maupun di luar kelas dengan aneka macam upaya dari akseptor didik tersebut untuk mendapatkan informasi melalui aneka macam sumber. Termasuk saran dan bimbingan orangtua di rumah.

Baca: Guru Diminta Makara Teladan Gemar Membaca Buku

Memperhatikan betapa pentingnya membaca bagi guru dan akseptor didik maka dipandang tidak kalah penting juga kalau setiap hari adanya agenda tetap sebagaimana agenda kebutuhan makan dan minum pada umumnya. Jika ini sanggup dilakukan maka guru dan akseptor didik akan merasa lapar dan haus informasi dan pengetahuan ketika setiap hari terlambat membaca di rumah atau di sekolah.

Demikianlah seharusnya membaca menjadi kebutuhan primer bagi guru dan akseptor didik maka suatu ketika akan muncul generasi Indonesia yang luar biasa. Sebab guru SD merupakan Fondasi pembangunan insan Indonesia yang sangat memilih begitu pula Peserta didik SD yakni Bibit unggul yang mesti menerima perhatian serius dari aneka macam kalangan demi menuju Indonesia Emas Tahun 2045 mendatang. Selamat Membaca hari ini. Sambil mengingat moto usang :"Tiada Hari Tanpa Membaca."

*) Ditulis oleh Paulus Pobas,S.Pd. Guru non PNS di SMAS Nasrani 1 SoE.