Sebagus apapun kurikulum kalau keprofesional guru tidak ada, maka tak ada gunanya. |
"Kurikulum masih dibahas, untuk mencari dan melengkapi poin-poin yang diharapkan pada dikala ini," kata Muhadjir Effendy yang kutip dari Antaranews (28/09/16).
Menurut dia, meskipun tengah dibahas, kurikulum yang digunakan nantinya tetap Kurikulum 2013. Beberapa poin penilaian dan penambahan pada kurikulum 2013 tersebut perlu dilakukan, untuk kemajuan pendidikan.
Para guru diingatkan supaya tidak terpaku pada kurikulum tersebut. Dimana dikala ini munculnya keragu-raguan antara Kurikulum 2013 dan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Menurutnya, yang lebih penting ialah kreatifitas para guru, ilmu, dan keprofesionalan dalam menjalankan profesi guru.
"Kurikulum memang menjadi acuan, namun yang lebih penting dari semua itu ialah keprofesionalan guru dalam mendidik para muridnya. Sebagus apapun kurikulum kalau keprofesional tidak ada, maka tak ada gunanya," jelasnya.
Baca juga: Guru yang Profesional dan Keren Itu Seperti Ini
Oleh alasannya ialah itu, mantan Rektor Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) tiga periode yaitu tahun 2000–2016 ini, meminta para guru harus terus memacu diri dan memahami pentingnya profesi yang sedang dijalani.
"Dalam pandangan saya guru ialah profesi induk dari banyak sekali macam profesi yang ada. Karena tidak ada profesi lain yang lepas dari kiprah seorang guru," kata Muhadjir Effendy.