Showing posts with label Pedagogik. Show all posts
Showing posts with label Pedagogik. Show all posts

Metode Pembelajaran Paikem Gembot

5:22:00 PM
 dan mengonstruksi ilmu pengetahuan dan ketrampilan Metode Pembelajaran Paikem Gembot
Peserta didik aktif menemukan, memproses, dan mengonstruksi ilmu pengetahuan dan ketrampilan.
Metode pembelajaran PAIKEM GEMBOT (Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, Menyenangkan, Gembira, dan Berbobot). Metode ini memakai pendekatan proses aktif membangun makna dan pemahaman dilema yang berkait informasi, ilmu pengetahuan dan pengalaman penerima didik. Peserta didik aktif menemukan, memproses, dan mengonstruksi ilmu pengetahuan dan ketrampilan.

AKTIF
Guru memfasilitasi penerima didik
Untuk melaksanakan percobaan
Melibatkan penerima didik mencari isu wacana topik/materi yang sedang dipelajari

INOVATIF
Dapat memunculkan wangsit /gagasan gres dalam penyelesaian masalah

KREATIF
Menemukan banyak sekali cara /jalan dalam pembelajaran

EFEKTIF
Penggunaan waktu yang terbatas untuk menuntaskan dilema dalam KBM sesuai rencana/tujuan yang akan dicapai.

MENYENANGKAN
Peserta didik berguru dalam suasana menyenangkan (tidak tertekan, tidak takut)

GEMBIRA
Suasana yang bangga tanpa tekanan
Sesuai perkembangan penerima didik

BERBBOBOT
Proses berguru mengajar yang sesuai dengan planning dan tujuan
Mengarah pada keberhasilan proses berguru mengajar sesuai kompetensi dasar

Prinsip Metode Pembelajaran Paikem Gembot
1. Guru memahami karakteristik penerima didik: sifat ingin tahu dan berimajinasi (modal dalam perkembangan sikap, berpikir kritis dan kreatif)
2. Guru mengenal penerima didik secara individu (latar belakang dan kemampuannya)
3. Mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan kreatif
4. Menciptakan ruang kelas sebagai linkungan berguru yang menarik (fisik,sosial, budaya)
5. Umpan balik untuk meningkatkan aktivitas (interaksi antara guru dan penerima didik)

Perkembangan Budpekerti Kognitif Anak Berdasarkan Lawrence Kohlberg

1:12:00 AM
Kohlberg lebih berfokus pada kognitif moral atau moral reasoning.
Mengacu kepada teori perkembangan Piaget yang berfokus pada perkembangan kognitif, Kohlberg lebih berfokus pada kognitif moral atau moral reasoning. Kemampuan kognitif moral seseorang sanggup diukur dengan menghadapkannya dengan duduk kasus moral hipotesis yang terkait dengan kebenaran, keadilan, konflik terkait aturan dan kewajiban moral. Manurut Kohlberg, perkembangan moral kognitif anak terbagi menjadi tiga tahapan, yaitu:

1) Preconventional moral reasoning

a) Obidience and paunisment orientation
Pada tahap ini, orientasi anak masih pada konsekuensi fisik dari perbuatan benar – salahnya, yaitu eksekusi dan kepatuhan. Mereka hormat kepada penguasa, penguasalah yang tetapkan aturan / undang-undang, mereka berbuat benar untuk menghindari hukuman.

b) Naively egoistic orientation
Pada tahap ini, anak beorientasi pada instrument relative. Perbuatan benar ialah perbuatan yang secara instrument memuaskan keinginannya sendiri dan (kadang-kadang) juga orang lain. Kepeduliannya pada keadilan / ketidakadilan bersifat pragmatic, yaitu
apakah mendatangkan laba atau tidak.

2) Conventional moral reasoning

a) Good boy orientation
Pada tahap ini, orientasi perbuatan yang baik ialah yang menyenangkan, membantu, atau diepakati oleh orang lain. Orientasi ini juga disebut good / nice boy orientation. Anak patuh pada huruf tertentu yang dianggap alami, cenderung menyebarkan niat baik, menjadi anak baik, saling bekerjasama baik, peduli terhadap orang lain.

b) Authority and social order maintenance orientation
Pada tahap ini, orientasi anak ialah pada aturan dan hukum. Anak menganggap perlunya menjaga ketertiban, memenuhi kewajiban dan kiprah umum, mencegah terjadinya kekacauan system. Hukum dan perintah penguasa ialah mutlak dan final, aksentuasi pada kewajiban dan kiprah terkait dengan kiprahnya yang diterima di masyarakat dan public.

3) Post conventional moral reasoning

a) Contranctual legalistic orientation
Pada tahap ini, orientasi anak pada legalitas kontrak social. Anak mulai peduli pada hak azasi individu, dan yang baik ialah yang disepakati oleh lebih banyak didominasi masyarakat. Anak menyadari bahwa nilai (benar/salah, baik/buruk, suka/tidak sukad, dll) ialah relative, menyadari bahwa aturan ialah intrumen yang disetujui untuk mengatur kehidupan masyarakat, dan itu sanggup diubha melalui diskusi apabila aturan gagal mengetur masyarakat.

b) Conscience or principle orientation
Pada tahap ini, orientasi ialah pada prinsip-prinsip moral yang bersifat universal. Benar-salah harus diadaptasi dengan tuntutan prinsip-prinsip moral yang bersifat ini sari dari moral universal. Aturan aturan legal harus dipisahkan dari aturan moral. Masing-masing (hukum legal dan moral) harus diakui terpisah, masing-masing memiliki penerapannya sendiri, tetapi tetap mengacu pada nilai-nilai moral / moral.

Teori Perkembangan Kognitif Berdasarkan Jean Piaget

7:43:00 PM
Teori Perkembangan Kognitif Menurut Jean Piaget Teori Perkembangan Kognitif Menurut Jean Piaget
Jean Piaget lebih memfokuskan kajiannya dalam aspek perkembangan kognitif anak dan mengelompokkannya dalam empat tahap.
Jean Piaget latar belakangnya yakni pakar biology dari Swiss yang hidup pada tahun 1897 hingga tahun 1980 (Harre dan Lamb), 1988). Teori-teorinya dikembangkan dari hasil pengamatan terhadap tiga orang anak kandungnya sendiri, kebanyakan menurut hasil pengamatan pembicaraanya dengan anak atau antar bawah umur sendiri. Piaget lebih memfokuskan kajiannya dalam aspek perkembangan kognitif anak dan mengelompokkannya dalam empat tahap, yaitu:

1) Tahap sensorimotorik (0-2 tahun)
Tahap ini juga disebut masa discriminating dan labeling. Pada masa ini kemampuan anak terbatas pada gerak-gerak reflex, bahasa awal, dan ruang waktu kini saja.

2) Tahap praoperasional (2-4 ahun)
Pada tahap praoperasional, atau prakonseptual, atau disebut juga denga masa intuitif, anak mulai membuatkan kemampuan mendapatkan stimulus secara terbatas. Kemampuan bahasa mulai berkembang, pedoman masih statis, belum sanggup berfikir abstrak, dan kemampuan persepsi waktu dan ruang masih terbatas.

3) Tahap operasional konkrit (7-11 tahun)
Tahap ini juga disebut masa performing operation. Pada masa ini, anak sudah bisa menuntaskan tugas-tugas menggabungkan, memisahkan, menyusun, menderetkan, melipat, dan membagi.

4) Tahap operasonal formal (11-15 tahun)
Tahap ini juga disebut masa proportional thinking. Pada masa ini, anak sudah bisa berfikir tingkat tinggi, menyerupai berfikir secara deduktif, induktif, menganalisis, mensintesis, bisa berfikir secara ajaib dan secara reflektif, serta bisa memecahkan banyak sekali masalah.

Baca juga: Tanda Anak Ber-IQ Tinggi Sesuai Tahapan Umurnya