Showing posts with label Memajukan Sekolah. Show all posts
Showing posts with label Memajukan Sekolah. Show all posts

Perangkat Pengakuan Sd/Mi Tahun 2017 (Terbaru)

12:52:00 AM
 yang bersumber dari Badan Akreditasi Nasional  Perangkat Akreditasi SD/MI Tahun 2017 (Terbaru)
Panduan perangkat dan instrumen Akreditasi SD/MI tahun 2017
Perangkat Akreditasi SD/MI Tahun 2017 yang dirilis oleh Badan Akreditasi Nasional Sekolah/Madrasah (BAN SM) ini penting untuk dijadikan anutan dan kelengkapan bagi sekolah yang akan melakukan acara Akreditasi sekolah tahun 2017. Dalam panduan perangkat dan instrumen Akreditasi SD/MI tahun 2017 secara substansi menilai 8 standar nasional pendidikan. Namun, dalam jumlah butir yang diakreditasi banyak yang berkurang.

Sesuai dengan Perangkat Akreditasi SD/MI Tahun 2017, sekolah/Madrasah dinyatakan terakreditasi, apabila; (1.) Memperoleh Nilai Akhir Hasil Akreditasi sekurang-kurangnya 71, (2.) Memperoleh Nilai Komponen Standar Sarana dan Prasarana tidak kurang dari 61, dan (3.) Tidak ada Nilai Komponen Standar di bawah 50. Sekolah/Madrasah dinyatakan tidak terakreditasi kalau sekolah/madrasah tidak memenuhi kriteria tersebut.

Baca juga: Bukan Hanya Label, Ini Guna Hasil Akreditasi Sekolah

Untuk mendapat nilai pengakuan sekolah yang baik tentu saja modal utamanya yaitu kelengkapan perangkat akreditasi. Ini sanggup dilihat dari hasil pertanyaan 8 Standar Instrumen yang diisi juga bukti fisik. Oleh alasannya yaitu itu, kesemuannya itu haruslah dipersiapkan dari sekarang. Perangkat Akreditasi SD/MI Tahun 2017 ini berisi Instrumen Akreditasi yang mencakup 8 komponen standar nasional pendidikan, yaitu:

1. Komponen standar isi nomor 1—10;
2. Komponen standar proses nomor 11—31;
3. Komponen standar kompetensi lulusan nomor 32—38;
4. Komponen standar pendidik dan tenaga kependidikan nomor 39—54;
5. Komponen standar sarana dan prasarana nomor 55—75;
6. Komponen standar pengelolaan nomor 76—90;
7. Komponen standar pembiayaan nomor 91—106; dan
8. Komponen standar evaluasi nomor 107—119.

Perangkat Akreditasi untuk SD/MI Tahun 2017 dalam bentuk file berformat PDF yang bersumber dari Badan Akreditasi Nasional (BAN/SM) sanggup didownload di tautan berikut ini.


Tips dan trik yang paling manis dan banyak dipakai sekolah dalam menghadapi akrediatasi yaitu dengan membentuk TIM Akreditasi Sekolah yang diberi kiprah pokok dan fungsi masing-masing setiap standar instrumen pengakuan di atas. Dengan pembagian guru menjadi beberapa kelompok menciptakan pekerjaan mempersiapkan manajemen dalam kelengkapan perangkat pengakuan sekolah akan lebih gampang dan cepat.

Perangkat Pengakuan Sd/Mi Tahun 2017 (Terbaru)

12:52:00 AM
 yang bersumber dari Badan Akreditasi Nasional  Perangkat Akreditasi SD/MI Tahun 2017 (Terbaru)
Panduan perangkat dan instrumen Akreditasi SD/MI tahun 2017
Perangkat Akreditasi SD/MI Tahun 2017 yang dirilis oleh Badan Akreditasi Nasional Sekolah/Madrasah (BAN SM) ini penting untuk dijadikan anutan dan kelengkapan bagi sekolah yang akan melakukan acara Akreditasi sekolah tahun 2017. Dalam panduan perangkat dan instrumen Akreditasi SD/MI tahun 2017 secara substansi menilai 8 standar nasional pendidikan. Namun, dalam jumlah butir yang diakreditasi banyak yang berkurang.

Sesuai dengan Perangkat Akreditasi SD/MI Tahun 2017, sekolah/Madrasah dinyatakan terakreditasi, apabila; (1.) Memperoleh Nilai Akhir Hasil Akreditasi sekurang-kurangnya 71, (2.) Memperoleh Nilai Komponen Standar Sarana dan Prasarana tidak kurang dari 61, dan (3.) Tidak ada Nilai Komponen Standar di bawah 50. Sekolah/Madrasah dinyatakan tidak terakreditasi kalau sekolah/madrasah tidak memenuhi kriteria tersebut.

Baca juga: Bukan Hanya Label, Ini Guna Hasil Akreditasi Sekolah

Untuk mendapat nilai pengakuan sekolah yang baik tentu saja modal utamanya yaitu kelengkapan perangkat akreditasi. Ini sanggup dilihat dari hasil pertanyaan 8 Standar Instrumen yang diisi juga bukti fisik. Oleh alasannya yaitu itu, kesemuannya itu haruslah dipersiapkan dari sekarang. Perangkat Akreditasi SD/MI Tahun 2017 ini berisi Instrumen Akreditasi yang mencakup 8 komponen standar nasional pendidikan, yaitu:

1. Komponen standar isi nomor 1—10;
2. Komponen standar proses nomor 11—31;
3. Komponen standar kompetensi lulusan nomor 32—38;
4. Komponen standar pendidik dan tenaga kependidikan nomor 39—54;
5. Komponen standar sarana dan prasarana nomor 55—75;
6. Komponen standar pengelolaan nomor 76—90;
7. Komponen standar pembiayaan nomor 91—106; dan
8. Komponen standar evaluasi nomor 107—119.

Perangkat Akreditasi untuk SD/MI Tahun 2017 dalam bentuk file berformat PDF yang bersumber dari Badan Akreditasi Nasional (BAN/SM) sanggup didownload di tautan berikut ini.


Tips dan trik yang paling manis dan banyak dipakai sekolah dalam menghadapi akrediatasi yaitu dengan membentuk TIM Akreditasi Sekolah yang diberi kiprah pokok dan fungsi masing-masing setiap standar instrumen pengakuan di atas. Dengan pembagian guru menjadi beberapa kelompok menciptakan pekerjaan mempersiapkan manajemen dalam kelengkapan perangkat pengakuan sekolah akan lebih gampang dan cepat.

Majalah Dinding Sarana Menumbuhkan Budaya Literasi

1:49:00 AM
Majalah Dinding Sarana Menumbuhkan Budaya Literasi Majalah Dinding Sarana Menumbuhkan Budaya Literasi
Media majalah dinding (mading) bisa menjadi media yang memfasilitasi jadwal literasi di sekolah.
Literasi yaitu kemampuan membaca menulis sekaligus kemampuan mengakses, memahami dan memakai informasi secara cerdas. Berdasarkan data di lapangan kemampuan literasi pada anak mengalami penurunan, hal tersebut menurut data hasil akomodir laporan dari orang bau tanah dilapangan yang menunjukkan informasi bahwa anak sering bertanya kepada orang bau tanah ketika menuntaskan latihan soal tulis disebabkan anak mengerjakan tanpa membaca terlebih dahulu, mencar ilmu anak sering dilakukan dengan cara orang bau tanah membacakan uraian konsep bacaan sedangkan anak hanya mendengarkan, hal tersebut dilakukan oleh orang bau tanah dengan pertimbangan daripada anak tidak mau mencar ilmu atau membaca. Proses mencar ilmu menyerupai itu disadari oleh orang bau tanah bukan solusi mencar ilmu anak yang sempurna lantaran menyebabkan anak mengalami ketergantungan dalam mencar ilmu dan berdampak tidak baik dalam pembentukan aksara kemandirian. Masalah tersebut juga disebabkan lantaran kemampuan membaca anak belum tumbuh.

Baca juga: Panduan Program 15 Menit Membaca Buku (GLS)

Fakta berikutnya penerima didik mempunyai kecenderungan mengalami kesulitan dikala mengerjakan tes penilaian mencar ilmu dalam bentuk uraian atau bentuk soal dongeng lantaran dalam tes penilaian mencar ilmu berbentuk uraian terdapat aspek memahami, aplikasi sekaligus analisis yang diperlukan sebelum menuntaskan tes penilaian mencar ilmu dalam bentuk uraian dan hal tersebut akan lebih gampang dilakukan apabila anak rajin membaca. Berdasarkan taksonomi, tujuan pendidikan yang dikembangkan oleh Benjamin S. Bloom dalam Nirsam (2005:21) mencakup kognitif, afektif dan psikomorik dan ranah yang diamati yaitu ranah kognitif yang berkaitan dengan daypikir yang mencakup enam aspek, yaitu pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis dan evaluasi.

Fakta dilapangan berikutnya yaitu penerima didik sering bertanya perihal arti/ sinonim dari sebuah kata dalam bacaan, hal itu tentu terjadi lantaran rendahnya kemampuan membaca pada anak sehingga anak mengalami penurunan penguasaan kosakata, hal tersebut sesuai dengan artikel dalam Bloganakpertama perihal cara yang bisa dilakukan untuk menambah kosakata anak salah satunya yaitu membaca dan mendongeng.

Menurut fakta dilapangan, menurut pengamatan perkembangan pada anak dan pada penerima didik faktor utama menurunnya kemampuan membaca adalah:

1. Beralihnya kemudahan bermain pada anak, anak sering bermain memakai gadged yang cara bermainnya hanya membutuhkan kontak antara dirinya sendiri dengan media bermain sehingga tidak terbangun komunikasi dua arah dalam waktu tertentu.

2. Alat –alat elektronik berkembang sangat pesat dan beragam, menyerupai tayangan televisi dengan banyak sekali saluran televisi dengan bermacam-macam acara. Televisi menyajikan semua serba instan, mulai dari murung , lucu, murka semua sudah siap dinikmati. Hal tersebut menyebabkan anak bahkan orang bau tanah pu bisa lepas fokus. Misalnya kegiatan makan yang dilakukan bersama melihat televisi menyebabkan waktu makan lebih lama

3. Orang bau tanah senantiasa disibukkan banyak sekali kegiatan, serta membantu mencari perhiasan nafkah untuk penghidupan keluarga. Kadang itu membuat para pelajar merasa kehilangan kasih sayang dan mencari kegiatan lain untuk mencari cara menghilangkan kejenuhan dan itu cenderung mengarah ke hal yang negative.

Majalah Dinding


Majalah dinding yaitu salah satu jenis media komunikasi massa tulis yang paling sederhana, Prinsip majalah tercermin lewat penyajiannya, baik yang berwujud tulisan, gambar, atau kombinasi dari keduanya untuk menampilkan bermacam-macam hasil karya, menyerupai lukisan, vinyet, teka-teki silang, karikatur, dongeng bergambar, dan sejenisnya disusun secara variatif. Semua materi itu disusun secara serasi sehingga keseluruhan perwajahan mading tampak menarik. Bentuk fisik mading biasanya berwujud lembaran tripleks, karton, atau materi lain dengan ukuran yang beraneka ragam. Peranan majalah dinding yang tampak pokok sebagai salah satu kemudahan kegiatan siswa secara fisikal dan faktual serta mempunyai sejumlah fungsi, yaitu :informatif,komunikatif, rekreatif, dan kreatif. https://id.wikipedia.org/wiki/Majalah_dinding

Program literasi membutuhkan media yang sempurna untuk menerapkan keseluruhan konponen literasi menyerupai membaca, menulis, mengakses, memahami dan memakai informasi secara cerdas. Majalah dinding merupakan salah satu media yang sempurna untuk memfasilitasi jadwal literasi lantaran majalah dinding (mading) merupakan media untuk memasang hasil karya penerima didik berupa goresan pena atau gambar. Hasil goresan pena penerima didik merupakan bukti hasil berkembangnya kemampuan menulis pada penerima didik. Hasil penerima didik berupa gambar juga bisa sebagai sarana pengembangan kreatifitas penerima didik, hasil citra penerima didik yang telah di pasang pada majalah dinding (mading) sebagai materi ide penerima didik yang lain untuk bahagia menggambar dan sebagai daya tarik penerima didik mengakses informasi dengan cara melihat dan memanfaat majalah dinding (mading ) dengan baik sebagai sarana penghargaan pada penerima didik yang telah berkarya.

Majalah dinding (mading) merupakan sarana untuk menampilkan hasil kemampuan penerima didik dalam mengakses informasi baik dari media cetak maupun media elektronik dengan tema, guru membatasi dengan tema tertentu dalam rangka melatih penerima didik memilih hasil jalan masuk yang sesuai dengan perkembangan usia. Hasil jalan masuk informasi yang telah terpasang dalam majalah dinding (mading) bisa dipakai sebagai materi membaca bagi teman lain, sehingga penerima didik mendapat ilmu dari semangat membaca majalah dinding (mading) yang ditampilkan dengan menarik. Kegiatan menyerupai ini secara pribadi bisa memfasilitasi penerima didik dalam membuatkan kemampuan membaca, menulis, mengakses, memahami dan memakai informasi secara cerdas.

Media majalah dinding (mading) bisa menjadi media yang memfasilitasi jadwal literasi dengan mewadahi seluruh komponennya. Beberapa pertimbangan yang bisa memaksimalkan hasil majalah dinding (mading) sebagai media pendukung prodram literasi adalah:

1. Papan majalah dinding (mading) dibentuk permanen dengan latar papan yang menarik sesuai dengan dunia bawah umur dan sudah dipertimbangkan tingkat keamanannya. Misalnya, dari materi triplek yang dicat dengan gambar,warna sesuai dunia anak dan melindungi sudut yang lancip dengan materi yang lunak sehingga tidak berbahaya dan aman. Hal tersebut dengan tujuan majalah dinding (mading) tidak mengalami kerusakan dalam waktu yang pendek lantaran pecahan majalah dinding (mading) berupa gambar dan goresan pena yang berubah secara rutin dengan tema tertentu dalam jangka waktu tertentu.

2. Pemasangan majalah dinding (mading) dipasang dengan ketenggian yang diadaptasi dengan tinggi rata rata penerima didik yang berada dalam kelas tersebut. Hal tersebut dilakukan untuk mempermudah jangkauan penerima didik dalam memasang, membaca, menikmati maupun mengakses seluruh pecahan gambar dan tulisan.

3. Kepingan goresan pena dan gambar yang terpasang pada majalah dinding (mading) sesuai dengan tema bawah umur yang berganti secara rutin pada jangka waktu tertentu. Hal tersebut dilakukan untuk mencegah kebosahan gambar dan informasi yang dilihat oleh penerima didik dan memperkaya informasi penerima didik yang menikmati majalah dinding (mading)

Semoga media majalah dinding (mading) bisa menginspirasi pembaca dan pendidik (guru) dalam rangka membuat media kreatif yang lain sebagai sarana pembelajaran sekaligus support terhadap jadwal pemerintah dalam meningkatkan kualitas pendidikan dan kualitas membaca pada anak.

*) Ditulis oleh Loukais Ifka Arishinta, M.Pd. Guru SD Muhammadiyah 9 Malang

Bukan Hanya Label, Ini Guna Hasil Ratifikasi Sekolah

3:05:00 AM
Kita gunakan data ratifikasi ini menjadi dasar perumusan kebijakan.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy menyampaikan evaluasi ratifikasi bukan hanya sebatas memberi label pada sekolah. Ia berharap jadwal perencanaan dan pengembangan pada setiap satuan pendidikan sanggup diadaptasi dengan hasil akreditasi. Untuk itu, ia mengimbau supaya hasil ratifikasi betul-betul sesuai dengan apa yang diperlukan untuk diperbaiki atau ditingkatkan oleh satuan pendidikan.

“Mari kita gunakan data ratifikasi ini menjadi dasar perumusan kebijakan untuk kita sampaikan kepada para pemangku kepentingan,” ajak Mendikbud dalam Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) I Badan Akreditasi Nasional – Sekolah/Madrasah (BAN-S/M) dan Badan Akreditasi Provinsi – Sekolah/Madrasah (BAP-S/M) Tahun 2017 dengan tema "Penguatan Lembaga, Transparansi dan Akuntabilitas Akreditasi" di Banten (5-2-2017).

Berdasarkan data, untuk semua jenjang di seluruh Indonesia, sekolah yang mendapat ratifikasi A (Amat Baik) sebanyak 39.771 sekolah, ratifikasi B (Baik) sebanyak 87.588 sekolah, ratifikasi C (Cukup) sebanyak 27.408 sekolah serta yang tidak terakreditasi 4.058 sekolah. Mendikbud ingin dibentuk terobosan-terobosan dalam pelaksanaan jadwal dan kebijakan.

Baca juga: Cara Cek Hasil Nilai Akreditasi Sekolah

"Perlu juga dipikirkan supaya ratifikasi sanggup biayai oleh sekolah/madrasah, sama halnya dengan perguruan tinggi tinggi yang mulai memberlakukan ini. Hal ini sanggup saja dilakukan, yang terpenting BAN-S/M tetap sanggup independen," kata Mendikbud yang lansir dari laman kemdikbud.go.id (06/02/17).

Bukan Hanya Label, Ini Guna Hasil Ratifikasi Sekolah

3:05:00 AM
Kita gunakan data ratifikasi ini menjadi dasar perumusan kebijakan.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy menyampaikan evaluasi ratifikasi bukan hanya sebatas memberi label pada sekolah. Ia berharap jadwal perencanaan dan pengembangan pada setiap satuan pendidikan sanggup diadaptasi dengan hasil akreditasi. Untuk itu, ia mengimbau supaya hasil ratifikasi betul-betul sesuai dengan apa yang diperlukan untuk diperbaiki atau ditingkatkan oleh satuan pendidikan.

“Mari kita gunakan data ratifikasi ini menjadi dasar perumusan kebijakan untuk kita sampaikan kepada para pemangku kepentingan,” ajak Mendikbud dalam Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) I Badan Akreditasi Nasional – Sekolah/Madrasah (BAN-S/M) dan Badan Akreditasi Provinsi – Sekolah/Madrasah (BAP-S/M) Tahun 2017 dengan tema "Penguatan Lembaga, Transparansi dan Akuntabilitas Akreditasi" di Banten (5-2-2017).

Berdasarkan data, untuk semua jenjang di seluruh Indonesia, sekolah yang mendapat ratifikasi A (Amat Baik) sebanyak 39.771 sekolah, ratifikasi B (Baik) sebanyak 87.588 sekolah, ratifikasi C (Cukup) sebanyak 27.408 sekolah serta yang tidak terakreditasi 4.058 sekolah. Mendikbud ingin dibentuk terobosan-terobosan dalam pelaksanaan jadwal dan kebijakan.

Baca juga: Cara Cek Hasil Nilai Akreditasi Sekolah

"Perlu juga dipikirkan supaya ratifikasi sanggup biayai oleh sekolah/madrasah, sama halnya dengan perguruan tinggi tinggi yang mulai memberlakukan ini. Hal ini sanggup saja dilakukan, yang terpenting BAN-S/M tetap sanggup independen," kata Mendikbud yang lansir dari laman kemdikbud.go.id (06/02/17).

Cara Cek Hasil Nilai Pengukuhan Sd/Mi Di Bansm.Or.Id

6:27:00 PM
Untuk mengetahui nilai pengakuan sekolah sanggup melihat di website yang dikelola BAN Cara Cek Hasil Nilai Akreditasi SD/MI di bansm.or.id
Untuk mengetahui nilai pengakuan sekolah sanggup melihat di website yang dikelola BAN-SM di bansm.or.id
Hasil evaluasi atau status akreditasi sekolah sanggup dilihat secara online. Badan Akreditasi Nasional Sekolah-Madrasah atau disingkat BAN-SM sebagai lemabaga pelaksana proses evaluasi terhadap sekolah atau madrasah menyediakan laman website bansm.or.id. Berikut cara melihat hasil evaluasi pengakuan untuk jenjang SD (SD) / Madrasah Ibtidaiyyah (MI).

Cara Cek Nilai Akreditasi Sekolah

1. Kunjungi http://bansm.or.id/sekolah/sudah_akreditasi/1

2. Pilih Propinsi > Pilih wilayah Kab/KOta > Pilih Tipe Sekolah atau Madrasah > Pilih Status Sekolah > Pilih Nilai > kemudian Klik Tampilkan

3. Atau, eksklusif ketik nama sekolah di kolom pencarian, kemudian klik enter.

4. Klik sekolah yang muncul maka akan terlihat data sekolah beserta data pengakuan tahun berapa dan standar standar nilai pengakuan sekolah.

Bagiamana kalau pada pengecekan dengan cara tersebut di atas ternyata nilai pengakuan sekolah Anda tidak muncul? Hal tersebut mungkin dikarenakan nilai pengakuan sekolah Anda masih ada di daftar nama sekolah yang belum akreditasi.

Akreditasi sekolah merupakan pengakuan dan evaluasi dari beberapa pihak yang berwenang. Pemerintah melaksanakan pengakuan sekolah untuk menilai kelayakan jadwal atau satuan pendidikan dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan nasional secara bertahap, terjadwal dan terukur. Proses evaluasi terhadap sekolah atau madrasah diselenggarakan oleh BAN-SM.

Instrumen penilaian pengakuan sekolah meliputi; Standar Isi, Standar Proses, Standar Kompetensi, Standar Pendidik, Standar Sarana, Standar Pengelolaan, Standar Biaya, dan Standar Nilai. Akreditasi sekolah bertujuan untuk memilih tingkat kelayakan suatu sekolah dan memperoleh citra wacana kinerja sekolah.

Hasil pengakuan berupa Sertifikat Akreditasi Sekolah dan Profil Sekolah, kekuatan dan kelemahan, dan rekomendasi. Sertifikat Akreditasi Sekolah yaitu surat yang menyatakan pengakuan dan penghargaan terhadap sekolah atas status dan kelayakan sekolah melalui proses pengukuran dan evaluasi kinerja sekolah terhadap komponen-komponen sekolah menurut standar yang ditetapkan BAN-SM.

Sekolah sanggup diikutsertakan pengakuan apabila : (a) mempunyai surat keputusan kelembagaan (UPT); (b) mempunyai siswa pada semua tingkatan; (c) mempunyai sarana dan prasarana pendidikan; (d) mempunyai tenaga kependidikan; (e) melaksanakan kurikulum nasional; dan (f) telah menamatkan siswa. Masa berlaku pengakuan selama 4 tahun. Permohonan Akreditasi Ulang 6 bulan sebelum masa berlaku habis.