Showing posts with label Inspirasi. Show all posts
Showing posts with label Inspirasi. Show all posts

Karakter Yang Dapat Menciptakan Guru Jadi Profesional

7:06:00 AM
Karakter yang Bisa Membuat Guru Makara Profesional Karakter yang Bisa Membuat Guru Makara Profesional
Karakter inilah yang sanggup menciptakan seorang guru menjadi profesional.
Guru yang mengajar di kelas dari hari ke hari mempunyai dua ujung sebagai perjalanan kariernya. Ujung yang pertama ialah rutinitas, artinya guru itu akan jadi orang yang pasif, terjebak rutinitas, cenderung bekerja demi harapkan honor dan dukungan di final bulan. Ujung kedua ialah guru semakin cinta pada profesi dan terus meningkatkan diri serta merasa hidupnya ‘berkah’ alasannya ialah mengajar dan membuatkan ilmu.

Baca: Guru yang Profesional dan Keren Itu Seperti Ini

Pasti semua dari kita ingin menjadi guru yang menemui ujung kedua menyerupai di atas. Untuk hingga ke sana tidak sanggup tidak seorang guru membutuhkan karakter. Sebuah abjad yang memang tidak gampang untuk dipraktekkan serta berafiliasi dengan banyak faktor lain. Karakter apa saja yang sanggup menciptakan seorang guru menjadi profesional? Agus Sampurno di blognya gurukreatif.wordpress.com menulis, setidaknya ada 5 abjad guru yang profesional.

1. Percaya diri

Dalam mempersiapkan dan merencanakan pengajaran di kelas sanggup saja guru menyampaikan semua yang akan diajarkannya sudah ada di ‘luar kepala’ hal ini berarti sama saja menyampaikan sebagai guru ia anti terhadap acara mencar ilmu lagi. Padahal bukan menyerupai itu guru yang percaya diri.

Guru yang percaya diri akan sekuat tenaga mempersiapkan sambil tetap percaya diri kalau ada duduk masalah yang timbul ketika ia sedang melaksanakan perencanaan pengajarannya. Ia yakin sesulit apapun duduk masalah yang timbul ketika ia sedang melaksanakan hasil perencanaan pengajarannya, tetap akan menunjukkan pengalaman dan masukan bagi karier mengajarnya di masa depan.

2. Rendah hati

Karakter ini menciptakan seorang guru berpikiran terbuka serta gampang mendapatkan hal-hal baru. Di depan siswa atau sesama guru ia terus jelas kalau tidak tahu. Maklum di tengah pesatnya pertumbuhan dan kanal informasi, semua orang benar-benar mesti mencar ilmu kembali dan bersedia menjadi seorang pembelajar. Hal ini menciptakan ia menjadi kawan mencar ilmu yang mengasyikkan bagi siswa dan sesama guru.

Karakter rendah hati juga menjadi pembuka jalan bagi masuknya ilmu baru. Di sebuah sekolah kalau semua gurunya rendah hati akan terjadi transfer ilmu dan terbentuk komunitas pembelajar, alasannya ialah semua orang dihargai dari apa bantuan tenaga dan ilmunya dan bukan dari seberapa seniornya ia di sekolah.

3. Berpikiran terbuka

Dengan berpikiran terbuka guru jadi gampang untuk mendapatkan perbedaan dan bahagia akan perubahan. Di kelas dan sekolah semenjak dulu siswa dibagi menjadi murid yang ‘pintar’, ‘bodoh’ dan ‘sedang-sedang saja’. Belum ada pikiran yang terbuka yang menyampaikan bahwa setiap anak ialah unik dan sanggup menjadi ‘juara’ di bidangnya masing-masing. Saat guru berpikiran terbuka ia akan sanggup sekuat tenaga menciptakan setiap siswa di kelasnya meraih masa depan sesuai potensinya.

Dengan pikiran terbuka guru juga jadi gampang untuk menyerap ilmu dari siapa saja tanpa mesti katakan “aah saya sudah tahu” atau “ah saya sudah pernah menerapkan” alasannya ialah di masa kini ini ilmu sanggup tiba dari siapa saja, ia sanggup tiba dari buku dan media massa, sesama guru, orang renta siswa bahkan dari siswa kita di kelas.

4. Menghargai proses

Saat mengajar sering guru pulang ke rumah dalam keadaan yang sangat lelah. Sering juga dilanda kebosanan sambil berucap dalam hati “seperti inikah rasanya jadi guru”. Sebagai insan biasa masuk akal sekali kalau perasaan itu datang. Semua perasaan tersebut akan hilang kalau sebagai guru menghargai proses.

Jika suatu ketika kita gagal atau belum berhasil dalam mengajar, hargailah perjuangan yang diri kita sendiri lakukan. Sebab mengingat-ingat kegagalan tanpa memandang atau menghargai perjuangan diri akan menciptakan malas di lalu hari untuk melaksanakan penemuan dalam mengajar. Ada perasaan khawatir atau takut untuk berubah hanya alasannya ialah pernah gagal. Jika itu terjadi siswa yang akan jadi korban alasannya ialah sebagai guru anda akan tampil biasa-biasa saja dan miskin inovasi.

5. Pandai mengelola waktu

Sebagai seorang yang bekerja dengan manajemen serta kiprah mengajar yang banyak setiap minggunya, guru dituntut untuk pandai mengelola waktu. Bukan cuma siswa di kelas saja yang punya hak terhadap diri kita, namun juga keluarga terdekat kita di rumah yang memerlukan perhatian. Guru yang pandai mengelola waktu membedakan prioritas dalam bekerja, mana yang mesti dikerjakan kini atau yang mesti digarap secara bertahap.

Warisan Ilmu Lebih Berharga Daripada Harta

2:49:00 AM
Salah satu cara membekali ilmu kepada anak lewat pendidikan Warisan Ilmu Lebih Berharga daripada Harta

Warisan ilmu lebih berharga dan bermanfaat ketimbang harta. Sebab, manfaat ilmu tidak hanya pada diri sendiri, tetapi sanggup dirasakan masyarakat secara luas.

Dikisahkan dari Majalah Intisari, seorang cowok menerima warisan dari kedua orangtuanya. Sebelum sang ayah meninggal, ayahnya berpesan semoga dia menjaga buku-buku miliknya. Sebab, buku itulah harta yang tak terhingga.

Namun sepertinya, pikiran cowok itu berbeda. Baginya harta berlimpah itu ialah uang yang banyak. Dan benar saja, tidak usang uang warisan tersebut habis dalam seketika.

Karena tidak punya uang, cowok itu menjual beberapa benda yang ada di rumah orangtuanya, termasuk buku-buku renta miliki ayahnya. Kebetulan, ada temannya yang ingin membeli dengan murah.

Ketika buku dan beberapa barang terjual, hidup si cowok juga tak kunjung berubah. Ia masih miskin dan tidak mempunyai uang.

Suatu hari, dia tidak sengaja bertemu dengan temannya yang dulu membeli buku renta ayahnya. Bedanya kini kehidupan temannya itu sungguh makmur. Penasaran, si cowok pun bertanya.

“Sepertinya hidupmu sangat makmur,” kata si pemuda.

Teman si cowok tersenyum. “Ini semua berkat buku-buku renta yang saya beli padamu. Buku siapakah itu?” Tanya si teman.

“Buku ayahku. Memang kenapa?”.

“Buku-buku tersebut isinya wacana pelajaran kehidupan. Bahkan ada tips-tips wacana kehidupan yang sangat membantu. Semua yang saya dapatkan kini ini, alasannya ialah buku-buku tersebut,” jawab si teman.

Mendengar itu semua, si cowok pun menyesal. Menyesal alasannya ialah tidak mendengar pesan ayahnya. Menyesal alasannya ialah menganggap uang ialah segalanya.

Salah satu cara membekali ilmu kepada anak lewat pendidikan, yaitu dengan menyekolahkan anak setinggi-tingginya hingga apa yang dicita-citakan sanggup terwujud.

Dengan ilmu, masa depan anak akan terarah dan apapun akan menjadi mudah. Dengan ilmu, anak akan terhindar dari masa depan susah. Mari bekali ilmu kepada anak semoga masa depannya cerah.