Warisan ilmu lebih berharga dan bermanfaat ketimbang harta. Sebab, manfaat ilmu tidak hanya pada diri sendiri, tetapi sanggup dirasakan masyarakat secara luas.
Dikisahkan dari Majalah Intisari, seorang cowok menerima warisan dari kedua orangtuanya. Sebelum sang ayah meninggal, ayahnya berpesan semoga dia menjaga buku-buku miliknya. Sebab, buku itulah harta yang tak terhingga.
Namun sepertinya, pikiran cowok itu berbeda. Baginya harta berlimpah itu ialah uang yang banyak. Dan benar saja, tidak usang uang warisan tersebut habis dalam seketika.
Karena tidak punya uang, cowok itu menjual beberapa benda yang ada di rumah orangtuanya, termasuk buku-buku renta miliki ayahnya. Kebetulan, ada temannya yang ingin membeli dengan murah.
Ketika buku dan beberapa barang terjual, hidup si cowok juga tak kunjung berubah. Ia masih miskin dan tidak mempunyai uang.
Suatu hari, dia tidak sengaja bertemu dengan temannya yang dulu membeli buku renta ayahnya. Bedanya kini kehidupan temannya itu sungguh makmur. Penasaran, si cowok pun bertanya.
“Sepertinya hidupmu sangat makmur,” kata si pemuda.
Teman si cowok tersenyum. “Ini semua berkat buku-buku renta yang saya beli padamu. Buku siapakah itu?” Tanya si teman.
“Buku ayahku. Memang kenapa?”.
“Buku-buku tersebut isinya wacana pelajaran kehidupan. Bahkan ada tips-tips wacana kehidupan yang sangat membantu. Semua yang saya dapatkan kini ini, alasannya ialah buku-buku tersebut,” jawab si teman.
Mendengar itu semua, si cowok pun menyesal. Menyesal alasannya ialah tidak mendengar pesan ayahnya. Menyesal alasannya ialah menganggap uang ialah segalanya.
Salah satu cara membekali ilmu kepada anak lewat pendidikan, yaitu dengan menyekolahkan anak setinggi-tingginya hingga apa yang dicita-citakan sanggup terwujud.
Dengan ilmu, masa depan anak akan terarah dan apapun akan menjadi mudah. Dengan ilmu, anak akan terhindar dari masa depan susah. Mari bekali ilmu kepada anak semoga masa depannya cerah.