Peran Guru Dalam Penumbuhan Kecerdikan Pekerti Siswa

12:00:00 AM
Peran Guru dalam Penumbuhan Budi Pekerti Siswa Peran Guru dalam Penumbuhan Budi Pekerti Siswa
Banyak guru yang kesulitan dalam menumbuhkan kecerdikan pekerti kepada anak didiknya, disebabkan kurangnya keteladanan.
Pencanangan penumbuhan kecerdikan pekerti siswa melalui kegiatan non kurikuler di sekolah oleh Mendikbud yakni sesuatu yang perlu menerima apresiasi konkret dari semua kalangan. Ini memperlihatkan bahwa pihak pemerintah telah menyadari bahwa kasus kecerdikan pekerti anaak bangsa telah mendekati titik nadir. Istilahnya pun telah ditingkatkan menjadi ‘penumbuhan’ bukan lagi sekadar ‘penanaman’. Pemilihan kata ‘penumbuhan’ mengandung nilai lebih, lantaran terang diawali dengan ‘penanaman’ selanjutnya ‘penyiraman dan pemupukan’ dan barulah ‘proses tumbuh’, terakhir ‘pemeliharaan’.

Pada dikala istilah ‘penanaman kecerdikan pekerti’ yang dipakai, maka yang menjadi sorotan utama yakni guru. Bagaimana guru menjalankan tugasnya dalam memperlihatkan penanaman kecerdikan pekerti kepada siswanya, menjadi hal yang sangat prinsip. Padahal, yang menjadi inti dari kesadaran akan pentingnya kecerdikan pekerti tersebut yakni hasil yang tampak dari perilaku dan prilaku siswa. Konsekuensinya banyak guru menjalankan kiprah ini sebagai formalitas saja atau sekadar menggugurkan kewajiban.

Contoh penumbuhan kecerdikan pekerti siswa di sekolah melalui kegeiatan non kurikuler, yang dirilis Kemendibud bahwasanya hampir seluruhnya telah terealisasi di sekolah. Berdoa sebelum pelajaran dimulai, menyanyikan lagu nasional dan daerah, upacara bendera pada hari Senin, senam pagi, piket kebersihan kelas, membuang sampah pada tempatnya, dan lainnya yakni semua acara yang sudah terealisasi di sekolah. Jadi, apa yang gres dengan acara penumbuhan kecerdikan pekerti siswa yang dicanangkan bersamaan dengan masuknya tahun pelajaran 2015/2016 ini? Semua acara yang dicontohkan tak ada yang baru. Esensi dan filosofi istilah ‘penumbuhan’, itulah yang baru!

Banyak hal yang harus menjadi perhatian sekolah khususnya guru dalam melakukan acara ini. Namun yang paling utama yakni menyerupai klarifikasi di awal goresan pena ini berkenaan perbedaan esensi kata ‘penumbuhan’. Guru dituntut untuk tidak mengakibatkan kiprah mulia ini sekadar formalitas belaka, tetapi menjadikannya sebagai amanah dan kewajban dalam memperbaiki kecerdikan pekerti anak bangsa. Oleh lantaran itu, aplikasi dari kecerdikan pekerti siswa harus menjadi hal utama dalam keseluruhan kiprah penumbuhan kecerdikan pekerti tersebut. Pertanyaannya kemudian adalah: bagaimana keyakinan terhadap tumbuhnya kecerdikan pekerti siswa akan terwujud? Keteladanan, jawabannya.

Keteladanan dari guru yakni segalanya. Semua guru mungkin sukses menanamkan kecerdikan pekerti kepada siswanya, apalagi hanya sekadar teori dan retorika belaka. Tetapi banyak guru yang kesulitan dalam menumbuhkan kecerdikan pekerti kepada anak didiknya, disebabkan kurangnya keteladanan. Meminta siswa sempurna waktu sedangkan gurunya sering terlambat, melarang merokok sementara gurunya “ahli hisap”, harus tertib dalam upacara tetapi sang guru asyik ngobrol, dan teladan sejenis lainnya yang jikalau benar tentu saja tak sanggup diperlukan kecerdikan pekerti siswa akan tumbuh. Oleh lantaran itu, sejatinya kecerdikan pekerti harus tumbuh terlebih dahulu dari guru. Dapat juga bahwasanya mengakibatkan kiprah penumbuhan kecerdikan pekerti ini, menjadi momen yang sempurna untuk guru introspeksi kecerdikan pekerti pribadi.

*)DItulis dan dikirim oleh MUH. SYUKUR SALMAN, Guru SD 71 Parepare.

Artikel Terkait

Next Article
« Prev Post
Previous Article
Next Post »
Penulisan markup di komentar
  • Untuk menulis huruf bold gunakan <strong></strong> atau <b></b>.
  • Untuk menulis huruf italic gunakan <em></em> atau <i></i>.
  • Untuk menulis huruf underline gunakan <u></u>.
  • Untuk menulis huruf strikethrought gunakan <strike></strike>.
  • Untuk menulis kode HTML gunakan <code></code> atau <pre></pre> atau <pre><code></code></pre>, dan silakan parse kode pada kotak parser di bawah ini.

Disqus
Tambahkan komentar Anda

No comments