Showing posts with label Media Pembelajaran. Show all posts
Showing posts with label Media Pembelajaran. Show all posts

Media Pbr (Papercraft Bangkit Ruang) Melatih Motorik Halus Dan Abjad Kerja Keras

6:25:00 PM
Kegiatan mengunting melipat dan melekat materi pepercraft pada pembuatan media PBR  Media PBR (Papercraft Bangun Ruang) Melatih Motorik Halus dan Karakter Kerja Keras
Menerapan Media PBR (Papercraft Bangun Ruang) dalam proses pembelajaran.
Papercraft yaitu seni menciptakan sebuah objek dari materi dasar kertas, dengan cara menggunting, melipat dan melekat teladan yang telah didesain sedemikian rupa supaya sanggup menjadi bentuk yang kita inginkan. Papercraft pengembangan dari origami tetapi bentuk papercraft lebih ibarat bentuk aslinya (Hasan, 2012).

Media PBR (Papercraft Bangun Ruang) merupakan media kerja sama antara seni melipat kertas dengan konsep matematika berdiri ruang. Bangun ruang merupakan berdiri matematika (matematika) yang mempunyai isi atau volume. Bangun ruang dalam matematika dibagi menjadi beberapa bab berdiri ruang yakni sisi, rusuk dan titik sudut.

Menerapan Media PBR (Papercraft Bangun Ruang) dalam proses pembelajaran hanya memerlukan media pepercraft yang diubahsuaikan dengan tema atau konsep yang akan dipelajari, gunting, lem dan lembar acara siswa. Tahapan penerapan media PBR (Papercraft Bangun Ruang) antara lain:

1.Tahap persiapan, tahap ini yaitu tahapan menyiapkan alat dan materi yang diharapkan selama proses pembelajaran dengan media PBR (Papercraft Bangun Ruang).

2.Tahapan proses penerapan, tahapan ini terdiri dari:
a.Mengambil materi pepercraft di depan kelas secara mandiri
b.Menggunting media PBR (Papercraft Bangun Ruang) yang terdiri dari berdiri ruang bundar dan prisma segitiga.
c.Merangkai media PBR (Papercraft Bangun Ruang) dengan rangkaian acara melipat dan melekat pola.
d.Hasil media PBR (Papercraft Bangun Ruang) berupa berdiri ruang tabung dan prisma segitiga dipakai untuk acara mengamati dan untuk materi penerapan konkret secara kontektual materi berdiri ruang mulai dari ciri-ciri berdiri ruang tabung dan prisma dengan melihat benda nyata, sekaligus penerapan konsep volume mulai dari maksud volume hingga aplikasi rumus.

3.Tahapan penutup, pada tahap ini dilakukan acara refleksi proses pembelajaran dan refleksi konsep dengan fasilitator guru. Sekaligus kesimpulan dan pemajangan hasil katya berdiri ruang siswa.

Penerapan media PBR (Papercraft Bangun Ruang) pada acara mengunting, melipat, dan melekat materi pepercraft yaitu proses melatih motorik halus dan kerja keras. Pada acara mengunting melipat dan melekat materi pepercraft penerima didik berguru ketepatan koordinasi tangan dan mata. Kemampuan itu bisa diukur dari hasil ketepatan bentuk berdiri ruang yang dihasilkan. Peserta didik juga berguru menggerakkan pergelangan tangan supaya elastis sehingga penerima didik bisa berkreasi dan berimajinasi.

Kegiatan mengunting melipat dan melekat materi pepercraft pada pembuatan media PBR (Papercraft Bangun Ruang) juga bisa sebagai sarana melatih huruf bekerja keras yang disertai huruf teliti. Berdasarkan panduan pengembangan budaya dan huruf bangsa (2010) kerja keras yaitu Perilaku yang mengatakan upaya sungguh-sungguh dalam mengatasi banyak sekali kendala belajar, kiprah dan menuntaskan kiprah dengan sebaik-baiknya.

Baca juga: Media Topeng Bahan Brainstorming Pembelajaran

Karakter kerja keras pada pembuatan media PBR (Papercraft Bangun Ruang) sangat penting alasannya yaitu tampa huruf kerja keras proses menguntingpun akan mengalami kesalahan, alasannya yaitu cara menggunting papaercarft harus sempurna pada garis dan akan menjadi rusuk dari berdiri ruang tersebut. Kegiatan dilanjutkan dengan melipat bab pecahan rusuk dan menyatukan memakai solasi atau lem sehingga membentuk sisi, rusuk dan titik sudut berdiri ruang secara tepat. Karakter kerja keras sangat nampak dikala kegitan ini teraplikasi dalam proses pembelajaran.

Semoga artikel ini bisa menginspirasi pembaca, orang bau tanah dan pengajar untuk materi modifikasi media untuk pembelajaran atau bermain yang diubahsuaikan dengan tujuan belajar.

*) Ditulis oleh Louis Ifka Arishinta, M.Pd. Guru SD Muhammadiyah 9 Malang

Media Pbr (Papercraft Bangkit Ruang) Melatih Motorik Halus Dan Abjad Kerja Keras

6:25:00 PM
Kegiatan mengunting melipat dan melekat materi pepercraft pada pembuatan media PBR  Media PBR (Papercraft Bangun Ruang) Melatih Motorik Halus dan Karakter Kerja Keras
Menerapan Media PBR (Papercraft Bangun Ruang) dalam proses pembelajaran.
Papercraft yaitu seni menciptakan sebuah objek dari materi dasar kertas, dengan cara menggunting, melipat dan melekat teladan yang telah didesain sedemikian rupa supaya sanggup menjadi bentuk yang kita inginkan. Papercraft pengembangan dari origami tetapi bentuk papercraft lebih ibarat bentuk aslinya (Hasan, 2012).

Media PBR (Papercraft Bangun Ruang) merupakan media kerja sama antara seni melipat kertas dengan konsep matematika berdiri ruang. Bangun ruang merupakan berdiri matematika (matematika) yang mempunyai isi atau volume. Bangun ruang dalam matematika dibagi menjadi beberapa bab berdiri ruang yakni sisi, rusuk dan titik sudut.

Menerapan Media PBR (Papercraft Bangun Ruang) dalam proses pembelajaran hanya memerlukan media pepercraft yang diubahsuaikan dengan tema atau konsep yang akan dipelajari, gunting, lem dan lembar acara siswa. Tahapan penerapan media PBR (Papercraft Bangun Ruang) antara lain:

1.Tahap persiapan, tahap ini yaitu tahapan menyiapkan alat dan materi yang diharapkan selama proses pembelajaran dengan media PBR (Papercraft Bangun Ruang).

2.Tahapan proses penerapan, tahapan ini terdiri dari:
a.Mengambil materi pepercraft di depan kelas secara mandiri
b.Menggunting media PBR (Papercraft Bangun Ruang) yang terdiri dari berdiri ruang bundar dan prisma segitiga.
c.Merangkai media PBR (Papercraft Bangun Ruang) dengan rangkaian acara melipat dan melekat pola.
d.Hasil media PBR (Papercraft Bangun Ruang) berupa berdiri ruang tabung dan prisma segitiga dipakai untuk acara mengamati dan untuk materi penerapan konkret secara kontektual materi berdiri ruang mulai dari ciri-ciri berdiri ruang tabung dan prisma dengan melihat benda nyata, sekaligus penerapan konsep volume mulai dari maksud volume hingga aplikasi rumus.

3.Tahapan penutup, pada tahap ini dilakukan acara refleksi proses pembelajaran dan refleksi konsep dengan fasilitator guru. Sekaligus kesimpulan dan pemajangan hasil katya berdiri ruang siswa.

Penerapan media PBR (Papercraft Bangun Ruang) pada acara mengunting, melipat, dan melekat materi pepercraft yaitu proses melatih motorik halus dan kerja keras. Pada acara mengunting melipat dan melekat materi pepercraft penerima didik berguru ketepatan koordinasi tangan dan mata. Kemampuan itu bisa diukur dari hasil ketepatan bentuk berdiri ruang yang dihasilkan. Peserta didik juga berguru menggerakkan pergelangan tangan supaya elastis sehingga penerima didik bisa berkreasi dan berimajinasi.

Kegiatan mengunting melipat dan melekat materi pepercraft pada pembuatan media PBR (Papercraft Bangun Ruang) juga bisa sebagai sarana melatih huruf bekerja keras yang disertai huruf teliti. Berdasarkan panduan pengembangan budaya dan huruf bangsa (2010) kerja keras yaitu Perilaku yang mengatakan upaya sungguh-sungguh dalam mengatasi banyak sekali kendala belajar, kiprah dan menuntaskan kiprah dengan sebaik-baiknya.

Baca juga: Media Topeng Bahan Brainstorming Pembelajaran

Karakter kerja keras pada pembuatan media PBR (Papercraft Bangun Ruang) sangat penting alasannya yaitu tampa huruf kerja keras proses menguntingpun akan mengalami kesalahan, alasannya yaitu cara menggunting papaercarft harus sempurna pada garis dan akan menjadi rusuk dari berdiri ruang tersebut. Kegiatan dilanjutkan dengan melipat bab pecahan rusuk dan menyatukan memakai solasi atau lem sehingga membentuk sisi, rusuk dan titik sudut berdiri ruang secara tepat. Karakter kerja keras sangat nampak dikala kegitan ini teraplikasi dalam proses pembelajaran.

Semoga artikel ini bisa menginspirasi pembaca, orang bau tanah dan pengajar untuk materi modifikasi media untuk pembelajaran atau bermain yang diubahsuaikan dengan tujuan belajar.

*) Ditulis oleh Louis Ifka Arishinta, M.Pd. Guru SD Muhammadiyah 9 Malang

Download Kkm Untuk Kelas 3 Sd Semester 1 Dan 2

10:20:00 PM
  harus  ditetapkan guru di  awal  tahun  anutan  gres Download KKM Untuk Kelas 3 SD Semester 1 dan 2
Format dan isian KKM untuk kelas 3 SD semester 1 dan 2 dengan rincian per mata pelajaran.
Kriteria Ketuntasan Minimal atau KKM harus ditetapkan guru di awal tahun anutan baru. KKM ini sebagai teladan menyatakan siswa lulus dan tidak lulus pembelajaran dan tindakan yang sempurna bagi guru terhadap hasil penilaian, yaitu memperlihatkan layanan remedial bagi yang belum tuntas dan atau layanan pengayaan bagi yang sudah melampaui KKM.

Di kelas 3 SD pembelajaran memakai metode tematik, meskipun begitu untuk KKM masih tetap memakai per mata pelajaran. Berikut ini format dan isian KKM untuk kelas 3 SD semester 1 dan 2 dengan rincian per mata pelajaran yaitu, PKn, Bahasa Indonesia, Matematika, IPA, IPS, dan SBK, sanggup didownload di tautan berikut ini:


Dalam menciptakan KKM ada yang harus diperhatikan, yaitu: Pertama, tingkat kompleksitas, kesulitan atau kerumitan setiap indikator, kompetensi dasar, dan standar kompetensi yang harus dicapai oleh siswa. Kedua, kemampuan sumber daya pendukung dalam penyelenggaraan pembelajaran dan ketiga yaitu tingkat kemampuan (intake) rata-rata siswa.

Guru perlu menganalisa pencapaian KKM untuk sanggup ditindaklanjuti sesuai dengan hasil yang diperoleh. Tindak lanjut dilakukan untuk perbaikan dan penyempurnaan dalam pelaksanaan pembelajaran maupun penilaian. Hasil analisis juga dijadikan sebagai materi pertimbangan penetapan KKM pada semester atau tahun pembelajaran berikutnya.

Tongkat Cuilan Sebagai Alat Peraga Matematika Kelas 4 Sd

6:50:00 AM
Tongkat Pecahan Sebagai Alat Peraga Matematika Kelas  Tongkat Pecahan Sebagai Alat Peraga Matematika Kelas 4 SD
Penerapan peraga Tongkat Pecahan sebagai alat peraga Matematika Kelas 4 SD menawarkan keaktifan siswa dalam belajar.
Guru kreatif dalam pelaksana pembelajaran di sekolah sangat dianjurkan, oleh alasannya itu guru sangat berperan dalam memberikan pembelajaran yang berimplikasi pada tercapainya mutu pembelajaran di SD (SD). Kreatif tidak diartikan selalu mahal dan sulit dalam melaksanakan atau mengispirasikan, tetapi dengan aneka macam cara dengan biaya yang murah dan gampang dilakukan. Dengan demikian guru haruslah berupaya untuk meningkatkan pengembangan keprofesian berkelanjutan.

Baca juga: Mengasah Kreativitas Guru dengan Lesson Study

Proses berguru mengajar merupakan interaksi dimana guru ditemukan dalam melaksanakan acara berguru mengajar mengabaikan penggunaan alat peraga untuk memperjelas bahan pelajaran Teori taksonomi berguru menyampaikan bahwa ada dua faktor utama yang mayoritas terhadap hasil berguru yaitu karakteristik siswa yang mencakup (kemampuan, minat, hasil berguru sebelumnya, motivasi) dan huruf pengajaran yang mencakup (guru dan akomodasi belajar). Oleh lantaran itu guru harus memeberikan peluang serta bimbingan yang komprehensip.

Ada beberapa penyebab mengapa guru mengabaikan penggunaan alat peraga. Hal ini dikarenakan;
1) guru kurang memahami bagaimana memakai alat peraga,
2) kesulitan menentukan alat peraga yang cocok untuk dipakai dalam pembelajaran, walaupun sangat sederhana.
3) kalau disekolah tidak menyediakan alat peraga yang dimaksud, guru mengalami kesulitan dalam membuat alat peraga.

Cara yang sempurna dalam melaksanakan acara pembelajarn agar sanggup tercapai tujuan pembelajaran yakni guru harus sanggup berdikari dalam menentukan dan merancang alat peraga yang akan dipakai dalam acara berguru mengajar/atau pembelajaran se-sederhana mungkin.

Indikator
A. Kognitif
o  Mengenal arti pecahan
o  Merancang pecahan sebagai operasi pembagian memakai pipa paralon/pelepah pisang
o  Memilih paralon pecahan yang sesuai dengan pembagiannya
o  Membandingkan dan mengurutkan pecahan

Tujuan Pembelajaran :
Setelah mendengarkan klarifikasi dan melihat demontrasi yang ditunjukkan oleh guru, maka siswa sanggup :
a. Melakukan percobaan membagi-bagi paralon/pelepah pisang menjadi beberapa bagian.
b. Menyebutkan bagian-bagian dengan bilangan pecahan ½, ¼, dst.
c. Menentukan pecahn sederhana
d. Memilih nilai pecahan dari paralon pecahan
e. Mengurutkan pecahn dari yang terkecil atau terbesar

Materi :
Arti Pecahan dan Urutannya
Arti Pecahan
Pecahan sebagai operasi pembagi
Pendekatan : Kontekstual

Model pembelajaran : kooperatif
Metode : demontrasi, diskusi, dan penugasan.

Langkah- langkah Pembelajaran :
a. Kegiatan Awal :
- Guru memeberikan tes awal berupa pertanyaan-pertanyaan perihal pecahan

b. Kegiatan Inti :
1) Dengan tanya jawab guru menjelaskan perihal arti bilangan pecahan
2). Guru menjelaskan pecahan melalui peragaan membagi - bagi paralon satu per dua, satu pertiga,satu perempat dan seterusnya .
3). Guru membagi siswa dalam lima kelompok kecil, untuk membagi-bagi perlatan yang dibawa yaitu pelepah pisang.
4). Guru menawarkan kiprah kepada siswa untuk mengelompokkan hasil pembagian yang telah dikerjakannya.
5). Siswa mendemontrasikan hasil kerjanya secara berkelompok.
6). Siswa menyebutkan beberapa kepingan potongan dengan sebutan pecahan.

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan ada tidaknya peningkatan motivasi dan prestasi berguru siswa dengan melalui alat peraga Tongkat Pecahan sebagai alat peraga Matematika Kelas 4 SDN 05 Karang Tinggi Bengkulu Tengah. Selain itu, penelitian juga bertujuan khusus untuk mendeskripsikan aktifitas dan hasil berguru siswa selama pembelajaran berlangsung, motivasi, prestasi berguru berlangsung dalam meningkatkan motivasi dan prestasi berguru siswa. Penelitian dilakukan di kelas 4 yang terdiri atas tahapan perencanaan, pelaksanaan, refleksi, dan observasi. Dari analisis diperoleh bahwa penerapan peraga Tongkat Pecahan sebagai alat peraga Matematika Kelas 4 SD menawarkan keaktifan siswa dalam belajar.

*) Ditulis  oleh Pujiono, Guru SDN 05 Karang Tinggi Bengkulu Tengah