Dengan adanya citra Muhammad Zohri, biar dijadikan motivasi mencar ilmu bawah umur indonesia. |
Namun tidak banyak yang tahu ternyata Muhammad Zohri berasal dari keluarga yang kurang mampu, dari dusun Pangsor, Desa Pamenang, Kabupaten Lombok Utara. Bangunan rumah yang berada didesanya ialah berupa gubuk bambu yang disalah satu bab sisinya ada yang dilapisi lembaran dengan koran.
Kita sanggup melihat banyak orang yang sukses, baik dibidang pendidikan, karir, bisnis, olah raga dan dibidang lainya. Berkaca dari sepenggal cerita ini, kita sebagai bangsa indonesia harus memiliki mimpi. Dan bukan mustahil suatu ketika mimpi ini menjadi kenyataan. Dengan adanya citra Muhammad Zohri, biar dijadikan motivasi mencar ilmu bawah umur indonesia.
“Dalam motivasi terkandung adanya keinginan, harapan, kebutuhan, tujuan, target dan insentif. Keadaan jiwa tersebutlah yang mengaktifkan, mengarahkan, menyalurkan dan mengarahkan sikap dan sikap individu belajar” ( Koeswara, 1989 )
Baca: Dengan Metode dan Motivasi yang Hebat, Tak Ada Anak Bodoh
Cita cita siswa banyak macamnya, ada siswa yang ingin jadi dokter, insinyur, pilot, polisi, diplomat, bahkan ada yang ingin jadi presiden. Namun dalam mencapai harapan tersebut tentu banyak faktor-faktor pendukungnya antara lain :
1. Adanya kemauan yang kuat
2. Pengetahuan dan wawasan yang mumpuni
3. Dukungan dari kedua orang tua
4. Biaya yang tercukupi
5. Dan Doa ( dari banyak sekali sumber )
Akan tetapi di luar ketentuan itu semua, adanya kemauan yang berpengaruh menjadi motivasi yang terbesar untuk berprestasi. Karena adanya prestasi seseorang , siswa akan berfikir bahwa jikalau orang lain bisa maka saya harus bisa. Dengan cara memperbaiki kualitas dirinya, pergaulan hidupnya dan akan berusaha untuk mengetahui apa kemauanya dan apa yang menjadi keahlianya ialah dengan cara berusaha, berdoa dan mencar ilmu yang rajin.
Cita-cita semata-mata bukan hanya menjadi satu tujuan hidup bagi setiap orang, namun harapan bisa juga menjadi penyemangat, pemberi pandangan gres dan motivasi untuk maju bagi siswa itu sendiri. Dengan demikian tujuan hidupnya sanggup terarahkan.
*) Ditulis oleh Asep Sulistina guru Sekolah Menengah kejuruan N 9 Kota Tangerang