Yang paling diharapkan justru guru yang lebih berfungsi sebagai motivator, menjadi role model, yang menginspirasi, serta bisa membangun karakter. |
Fungsi pengajar juga belum bisa mengatakan perubahan besar bagi akseptor didik. Guru belum siap mengantarkan anak didiknya untuk menjawab tantangan pendidikan di masa mendatang. Padahal, di kurun disrupsi menyerupai ketika ini yang paling diharapkan justru guru yang lebih berfungsi sebagai motivator, menjadi role model, yang menginspirasi, serta bisa membangun abjad anak didiknya.
Sehingga, perlu ada transformasi fundamental pada sistem pendidikan di negeri ini. Sistem yang maksud berupa pendidikan yang benar-benar mengatakan ruang kreativitas bagi anak dengan para guru yang bisa menjadi motivator dalam meningkatkan kompetensi anak.
Baca: 2 Cara Sederhana untuk Menjadi Guru yang Baik
“Di sinilah, gerakan sekolah menyenangkan hadir dengan mengatakan konsep transformasi melalui penciptaan sebuah ekosistem sekolah yang lebih siap mengantarkan bawah umur didik yang siap menjawab tantangan jaman,” kata Pengamat Pendidikan, Muhammad Nur Rizal yang kutip dari Republika (17/04/18).
Rizal menjelaskan, ada empat prinsip utama ketika sekolah itu menjadi sebuah ekosistem sekolah yang menyenangkan, yakni learning environment, pedagogical practice, character development, dan school connectedness. Keempat prinsip itu yang patut menjadi perhatian bersama demi tumbuh- kembang segala potensi anak.
Sedangkan ekosistem sekolah menyenangkan antara lain mempunyai ruang kegiatan fisik dan emosi, interaksi yang hangat, dan saling menghargai dalam kegiatan belajar, sehigga siswa merasa kondusif dan percaya diri serta pembelajarannya terhubung pada duduk perkara nyata.
Sekolah masa depan memakai metode belajar yang tidak hanya abstraksi membaca buku kemudian ujian. Namun lebih memandang kepada duduk perkara konkret atau tematik dan itu membutuhkan paradigma yang berkembang di masa mendatang. Sekolah yang mengatakan proses pengajaran yang bukan ordering, tapi coaching, melalui pendampingan, guru yang menginspirasi dan memotivasi.
“Oleh alasannya yaitu itu, ekosistem sekolah yang positif ini menjadi penting, demikian halnya teladan pengajaran yang berpusat kepada siswa,” kata Pendiri Gerakan Sekolah Menyenangkan (GSM) tersebut dalam workshop GSM di hadapan 32 perwakilan sekolah dasar (SD) se-Kota Semarang, di aula Gedung Labschool Universitas Negeri Semarang (Unnes).