Mengerjakan PR bagi anak dalam usia tersebut tidak hanya tidak menawarkan manfaat sama sekali bagi prestasi akademik anak. |
Seperti yang kutip dari CNN Indonesia (10/01/16), dengan terlalu banyak PR menciptakan anak merasa terbebani sehingga PR menjadi sesuatu yang bukannya membangun bawah umur namun malah menciptakan pengalaman yang jelek untuk anak-anak.
Baca juga: Guru Memberi PR Pada Siswa, Tepat atau Keliru?
PR yang berlebihan juga sanggup berdampak pada kehidupan keluarga. Karena PR, anak menjadi tidak sempat untuk meluangkan waktu bersama keluarga menyerupai makan malam bersama atau berpergian bersama keluarga.
Interaksi antara anak dan orangtua tidak akan jauh dari pembicaraan atau bahkan perdebatan mengenai kiprah dari sekolah. PR yang terlalu banyak juga sanggup menciptakan anak membenci sekolah, alasannya ialah mereka harus banyak menghabiskan waktu untuk mengerjakan PR.
Sebuah studi terbaru yang lansir dari Kompas (10/01/16) juga mengemukakan bahwa bawah umur sekolah dasar cukup umur ini mempunyai terlalu banyak PR yang harus mereka kerjakan.
Menurut para peneliti, kondisi ini merupakan sebuah kondisi yang buruk. Sebab, usia kanak-kanak merupakan periode usia dimana anak berbagi kemampuan sosialisasi dan motoriknya. Kedua kemampuan tersebut akan terbatas jika waktu terlalu banyak dihabiskan untuk mengerjakan PR.
"Harga yang harus dibayar terlalu mahal. Data memperlihatkan bahwa mengerjakan PR bagi anak dalam usia tersebut tidak hanya tidak menawarkan manfaat sama sekali bagi prestasi akademik anak. Namun, ada bukti bahwa hal ini akan mengganggu perilaku mereka terhadap sekolah, nilai, kepercayaan diri, kemampuan sosial, dan kualitas hidup," kata Stephanie Donaldson-Pressman, eksekutif klinis New England Center for Pediatric Psychology, Amerika Serikat.
Berdasarkan aliran National Education Association dan Natiomal Parent-Teacher Association, ada sebuah hukum yang dinamakan "Aturan 10 Menit". Maksudnya ialah 10 menit waktu untuk mengerjakan PR per tingkat kelas setiap malam. Artinya, siswa kelas 1 mempunyai waktu 10 menit setiap malam untuk mengerjakan PR, 20 menit untuk kelas 2, dan seterusnya sampai 120 menit untuk siswa kelas 12.
Anak-anak akan lebih gampang untuk mengerti sebuah konsep apabila ia diberikan waktu untuk menuntaskan 5 duduk masalah dibandingkan dengan diburu oleh waktu untuk mengerjakan 50 soal.
Orang tua, khususnya guru harus menyadari menawarkan terlalu banyak PR tidak baik untuk anak-anak. Kepala Sekolah pun juga sebaiknya mengerti perspektif serta opini ini, sehingga menciptakan peraturan ataupun kebijakan tertentu yang tidak membebani anak.