Kasih sayang keluarga yakni kunci kesuksesan dalam mendidik anak. |
Tidak ada sekolah dimanapun yang mengajarkan kekerasan, setiap penyelenggara pendidikan mempunyai misi dan visi yang baik, berusaha melaksanakan kegitan mencar ilmu mengajar dengan tujuan membentuk wawasan, mental dan aksara siswa sesuai dengan tujuan Pendidikan Nasional yang terdapat dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 1, dikatakan bahwa “Pendidikan yakni perjuangan sadar dan bersiklus untuk mewujudkan suasana mencar ilmu dan proses pembelajaran semoga penerima didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk mempunyai kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, adab mulia, serta keterampilan yang diharapkan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara”.
Baca juga: Peran Sekolah dan Keluarga Dalam Membentuk Karakter Siswa
Mengapa masih ada dan terjadi tindak kekerasan yang dilakukan oleh anak-anak? Banyak faktor yang menunjang terhadap pembentukan aksara siswa yang diantaranya yakni faktor orang tua, tidak semua orang renta faham bahwa kiprah mendidik bukan hanya saja kiprah guru, atau pihak sekolah sebagai penyelenggara formal dalam bidang pendidikan, orang renta seharusnya menjadi pendidik pertama bagi para putra putrinya dalam membangun aksara dan akhlaq baik mereka, orang renta harus memahami bahwa anak yakni karunia Tuhan, anugrah terbaik yang diberikan sebagi amanah yang kelak akan dipertanggungjawabkan di pengadilan-Nya.
Masih ada paradigma orang renta yang sudah merasa cukup menyerahkan pendidikan putra-putrinya pada sekolah, mereka menyerahkan sepenuhnya pada forum formal tersebut, padahal proses mencar ilmu mengajar di sekolah terbatas oleh ruang dan waktu, sekolah hanyalah sebatas membantu para orangtua dalam mengembangkan potensi para siswanya.
Untuk menjaga dan terhindar dari hal-hal negatif, diharapkan peranan dan perhatian penting dari para orang renta dikala anak berada di lingkungan rumah, lingkungan keluarga yang harmonis, dan rasa peduli terhadap putra-putrinya disertai dengan suri tauladan orang renta akan menjadi alat yang ampuh dalam membentuk aksara anak. Berilah pola yang baik terhadap anak, menyerupai halnya kebiasaan merokok para orang renta (bagi yang merokok) sebaiknya tidak dilakukan di depan anak-anak, bahkan sebaiknya jangan merokok sekalian, dikala kebiasaan tidak baik dilakukan para orang tua, maka bawah umur akan selalu mencontohnya. Tidak sedikit bawah umur yang mengalami “broken home’ dikarenakan keluarga kurang harmonis, orang tuanya yang cerai, dan perilaku tidak peduli orang renta terhadap anak-anaknya dikarenakan sibuknya mereka mencari nafkah, bawah umur hanya ditipkan kepada pembantu.
Berilah kesempatan mereka untuk berdikari dan bertanggung jawab, jangan lagi terlalu berlebihan mengkhawatirkan anak serta over protektif. Ajarkan untuk mengetahui benda-benda miliknya serta merapikanya sesudah bermain. Ketika sudah masuk masa sekolah ajarkan mereka untuk mempersiapkan keperluanya, beri uang saku dengan diarahkan untuk disisihkan sebagai tabungan. Ajarkan dan tumbuhkan rasa sosial, simpati, empati, dan perilaku itu sangat penting. Agar anak tumbuh menjadi insan yang menghargai orang lain maka sedini mungkin ajarkanlah pada mereka untuk memahami lingkungan sekitar. Ajarkan pada anak untuk memberi pada mereka yang membutuhkan, dan tidak bersifat sombong. Misalnya ada pengemis, biarkan buah hati anda yang memberi. Kemudian berikan klarifikasi kenapa kita harus memberi dan berbagi.
Dari beberapa pembahasan di atas sanggup disimpulkan bahwa anak harus diberi perhatian dan kasih sayang serta kepercayaan. Kasih sayang keluarga yakni kunci kesuksesan dalam mendidik anak.
*) Ditulis oleh Ayi Wahyudin, Guru SDN Cikidang UPTD TKSD Kec. Rancabali Kab. Bandung