Showing posts with label RPP Berkarakter. Show all posts
Showing posts with label RPP Berkarakter. Show all posts

Rpp K13 Kelas 5 Tema 8 Lingkungan Sobat Kita

6:09:00 PM
MI memakai metode pembelajaran tematik integratif RPP K13 Kelas 5 Tema 8 Lingkungan Sahabat Kita
Download RPP Kurikulum 2013 kelas 5 SD/MI tema 8 Lingkungan Sahabat Kita.
Kurikulum 2013 (K-13) pada jenjang tingkat SD/MI memakai metode pembelajaran tematik integratif. Dalam metode ini, materi asuh disampaikan dalam bentuk tema-tema yang mengintegrasikan seluruh muatan mata pelajaran. Kompetensi dari banyak sekali mata pelajaran diintegrasikan ke dalam banyak sekali tema.

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kurikulum 2013 berbeda dengan kurikulum sebelumnya. Tema pada pembelajaran kelas 5 SD/MI semester 2 tema 8 ialah Peristiwa dalam Kehidupan, mencakup Subtema 1. Manusia dan Lingkungan, Subtema 2. Perubahan Lingkungan, dan Subtema 3. Usaha Pelestarian Lingkungan.

Pada kelas 5 SD/MI Kurikulum 2013, kompetensi dasar juga mengalami revisi, begitu pun buku guru dan buku siswa hingga pemetaan Kompetensi Inti (KI) dan kompetensi Dasar (KD) pada pembelajaran berubah. Sehingga pembuatan RPP Kurikulum 2013 Revisi Terbaru untuk kelas 5 SD juga mengalami sedikit perubahan.

Baca: Download RPP Kurikulum 2013 Kelas 5 Tema 7

Guru harus mempersiapkan perangkat pembelajaran sebelum melakukan acara pembelajaran di kelas. Guru terlebih dulu menciptakan RPP sebagai pedoman untuk mendukung pelaksanaan acara proses berguru menegajar. Setiap satu subtema dilaksanakan sebanyak 6 pembelajaran. RPP Kurikulum 2013 kelas 5 SD/MI tema 8 sanggup didownload melalui tautan berikut ini:




RPP Kurikulum 2013 edisi revisi yang terbaru harus memunculkan Penguatan Pendidikan Karakter (PPK). selain memunculkan PPK, harus juga memunculkan Literasi, keterampilan kurun 21, dan Higher Order of Thinking Skill (HOTS). Dibutuhkan kreatifitas guru untuk menciptakan RPP Tematik yang memunculkan keempat komponen tersebut sehingga menjadi RPP yang utuh dan baik.

Rpp K13 Kelas 5 Tema 7 Bencana Dalam Kehidupan

6:46:00 AM
Download RPP Kurikulum 2013 kelas 5 SD/MI tema 7 (Peristiwa dalam Kehidupan).
Kurikulum 2013 (K-13) pada jenjang tingkat SD/MI memakai metode pembelajaran tematik integratif. Dalam metode ini, materi bimbing disampaikan dalam bentuk tema-tema yang mengintegrasikan seluruh muatan mata pelajaran. Kompetensi dari banyak sekali mata pelajaran diintegrasikan ke dalam banyak sekali tema.

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kurikulum 2013 berbeda dengan kurikulum sebelumnya. Tema pada pembelajaran kelas 5 SD/MI semester 2 tema 7 yakni Peristiwa dalam Kehidupan, mencakup Subtema 1. Peristiwa Kebangsaan Masa Penjajahan, Subtema 2. Peristiwa Kebangsaan Seputar ProklamasiKemerdekaan, dan Subtema 3. Peristiwa Mengisi Kemerdekaan.

Pada kelas 5 SD/MI Kurikulum 2013, kompetensi dasar juga mengalami revisi, begitu pun buku guru dan buku siswa hingga pemetaan Kompetensi Inti (KI) dan kompetensi Dasar (KD) pada pembelajaran berubah. Sehingga pembuatan RPP Kurikulum 2013 Revisi Terbaru untuk kelas 5 SD juga mengalami sedikit perubahan.

Baca: Download RPP Kurikulum 2013 Kelas 5 Tema 6

Guru harus mempersiapkan perangkat pembelajaran sebelum melakukan acara pembelajaran di kelas. Guru terlebih dulu menciptakan RPP sebagai pedoman untuk mendukung pelaksanaan acara proses mencar ilmu menegajar. Setiap satu subtema dilaksanakan sebanyak 6 pembelajaran. RPP Kurikulum 2013 kelas 5 SD/MI tema 7 sanggup didownload melalui tautan berikut ini:


RPP Kurikulum 2013 edisi revisi yang terbaru harus memunculkan Penguatan Pendidikan Karakter (PPK). selain memunculkan PPK, harus juga memunculkan Literasi, keterampilan era 21, dan Higher Order of Thinking Skill (HOTS). Dibutuhkan kreatifitas guru untuk menciptakan RPP Tematik yang memunculkan keempat komponen tersebut sehingga menjadi RPP yang utuh dan baik.

Contoh Rpp Tematik Terpadu Dengan Ppk Dan Literasi

1:50:00 AM
Contoh RPP Tematik Terpadu dengan PPK dan Literasi Contoh RPP Tematik Terpadu dengan PPK dan Literasi
Contoh RPP Tematik Terpadu yang mengintergrasikan PPK dan Literasi di dalam pembelajaran.
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kurikulum 2013 (K-13) edisi revisi yang terbaru harus memunculkan Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) dan kegiatan Literasi. Dibutuhkan kreatifitas guru untuk membuat RPP Tematik Terpadu yang memunculkan PPK dan Literasi sehingga menjadi RPP langkah-langkah pembelajaran yang utuh dan baik.

Yang terbaru dalam menyusun RPP K-13 untuk jenjang SD (SD) dan sederajat ialah mengintergrasikan PPK didalam pembelajaran dan mengintegrasikan literasi dalam RPP, baik sebelum, sedang dan sehabis pembelajaran. Selain itu, proses pembelajaran juga harus sesuai keterampilan kala 21 dan Higher Order of Thinking Skill (HOTS).

Dalam RPP K-13 perlu mengintegrasikan, memperdalam, memperluas, dan sekaligus menyelaraskan banyak sekali acara dan kegiatan pendidikan abjad yang sudah dilaksanakan hingga sekarang. Penambahan dan pengintensifan kegiatan-kegiatan yang berorientasi pada pengembangan abjad siswa.

Sedangkan Literasi ialah kemampuan mengakses, memahami, dan memakai sesuatu secara cerdas melalui banyak sekali kegiatan antara lain membaca, melihat, menyimak, menulis, atau berbicara. Ini bertujuan untuk menimbulkan sekolah sebagai organisasi pembelajaran yang warganya literat sepanjang hayat.

Contoh RPP K-13 untuk SD dan sederajat yang mengintergrasikan PPK didalam pembelajaran dan literasi dalam RPP, baik sebelum, sedang dan sehabis pembelajaran sanggup didownload melalui tautan berikut ini:


Tidak mungkin lagi dipakai metode atau pendekatan yang berpusat kepada guru. Yang dipakai ialah Active Learning, yaitu guru perlu mengaktifkan siswa dalam pembelajaran. Kurikulum gres menuntut materi pembelajarannya hingga metakognitif yang mensyaratkan akseptor didik bisa untuk memprediksi, mendesain, dan memperkirakan.

Karakter Watak Atau Kebijaksanaan Pekerti

3:20:00 AM
Karakter atau budi pekerti bukan materi pelajaran Karakter Moral atau Budi Pekerti
Karakter atau budi pekerti bukan materi pelajaran, tetapi perbuatan yang harus ditanamkan.
Karakter moral atau karakter yaitu penilaian kualitas moral yang stabil individu tertentu. Konsep aksara sanggup menyiratkan banyak sekali atribut termasuk adanya atau kurangnya kebajikan ibarat empati, keberanian, ketabahan, kejujuran, dan kesetiaan, atau sikap yang baik atau kebiasaan. Karakter moral terutama mengacu pada himpunan kualitas yang membedakan satu individu dari yang lain - meskipun pada tingkat budaya, set sikap moral untuk yang satu menganut kelompok sosial sanggup dikatakan untuk bersatu dan mendefinisikannya budaya yang berbeda dari orang lain. Psikolog Lawrence Pervin mendefinisikan aksara moral sebagai "disposisi untuk mengekspresikan sikap dalam pola yang konsisten dari fungsi di banyak sekali situasi".

Kata "karakter" berasal dari kata Yunani Kuno "Charakter", mengacu pada tanda terkesan pada koin. Kemudian tiba berarti titik di mana satu hal diberitahu terpisah dari orang lain. Ada dua pendekatan dikala berhadapan dengan aksara moral. (1) Etika Normatif melibatkan standar moral yang mengatakan sikap benar dan salah. Ini yaitu tes sikap yang sempurna dan menentukan apa yang benar dan salah. (2) Etika terapan melibatkan isu-isu spesifik dan kontroversial bersama dengan pilihan moral, dan cenderung melibatkan situasi di mana orang-orang baik untuk atau terhadap duduk perkara ini.

Sebenarnya setiap insan semenjak zaman Nabi Adam sudah punya aksara mulia, yaitu aksara dasar yang paling hakiki yang diturunkan oleh Sang Maha Pencipta, yaitu aturan tingkah laris benar menurut agama samawi. Jika kita dikembalikan pada fatwa tiap agama samawi, niscaya semua agama mengajarkan wacana perbuatan baik dan proposal untuk melaksanakan, juga wacana akhir perbuatan buruk dan kewajiban untuk meninggalkannya (dalam fatwa agama Islam setiap muslim diwajibkan mempunyai akhlaqul karimah), dampakanya jikalau yang baik dilaksanakan dan yang buruk ditinggalkan niscaya membawa ketenteraman dan kesejahteraan hidup insan di dunia dan di akherat secara universal (rahmatan lil ‘aalamiin).

Setiap komunitas/etnik punya cita-cita yang sama, yaitu semua anggota komunitas sanggup melakukan pola kehidupan normatif sesuai dengan aksara kolektif yang dimiliki. Dalam hal ini kewajiban orang cukup umur harus bersikap jujur selain sebagai pelaku karakter, pemberi contoh, penasihat, pemberi worning, pemberi penghargaan dan hukuman secara adil terhadap diri mereka masing-masing dan terhadap orang lain terutama kepada generasi yang lebih muda.

Sebelum tetapkan sesorang mempunyai aksara cita-cita kolektif atau tidak, setiap anggota masyarakat cukup umur harus menengok diri sendiri apakah ia sudah berkarakter mulia atau belum, sehingga di dalam kehidupan bermasyarakat tidak timpang dan tidak saling menyalahkan. Bisa jadi terbentuknya aksara menyimpang yang dilakukan oleh kelompok-kelompok tertentu yang sanggup meresahkan masyarakat luas dan divonis berkarakter buruk, bekerjsama hanyalah imbas dari perbuatan orang cukup umur yang menjadi anutan atau teladan nasional yang sudah menyimpang dari norma.

Karakter atau budi pekerti bukan materi pelajaran, tetapi perbuatan yang harus ditanamkan dari generasi awal ke generasi berikutnya sampai final zaman. Karakter tidak perlu diajarkan dalam bentuk pembelajaran, alasannya yaitu terbentuknya aksara yaitu perbuatan rutin dan latah dilakukan setiap hari. Guru tidak perlu mengajarkan dalam kelas secara teoritik alasannya yaitu sudah masuk (include) dalam pembelajaran semua mata pelajaran dan kehidupan sosial. Nilai-nilai aksara menurut budaya bangsa Indonesia sepert: religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, kretif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu. Semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi, bersahabat/berkomunikasi, cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan dan sosial, serta tanggung jawab sanggup tertanam dalam jiwa siswa jikalau hal itu dibiasakan dalam kehidupan sehingga tumbuh menjadi kebiasaan.

Siapa yang harus mempunyai aksara mulia? Semua anggota masyarakat (tua-muda, pejabat-rakyat, berpendidikan-tidak berpendidikan, beragama samawi-beragama ardhi) harus mempunyai aksara moral mulia/akhlaqul karimah. Tindakan salah kaprah yang sampai kini yaitu selalu membahas kesalahan pelajar/maha siswa alasannya yaitu dicap berkarakter buruk sehabis ada info tawuran pelajar, dekandensi moral pemuda, mahasiswa pengguna narkoba dan melayani sex komersial, dll., kemudian mencetuskan ide-ide atau program-program pendidikan karakter. Seharusnya bukan kesalahan para pemuda, pelajar, dan mahasiswa saja yang menjadi trading topic setiap mucul info negatif, kesalahan orang-orang kondang yang seharusnya dihormati yang lebih diutamakan untuk rehabilitasi dan perlindungan penularannya.

Sebenarnya semua insan dikala dilahirkan dalam kedaan fitroh/suci. Datangnya dampak buruk yang dampaknya menjadi aksara bangsa (karena terlatih dan menempel pada jiwa generasi muda) justru dari orang dewasa, alasannya yaitu kodrat insan dan binatang secara naluri/instink sifat genetika induk menghipnotis keturunan. Maka bekerjsama yang meyimpang lebih dulu yaitu generasi tua. Jika nilai-nilai aksara di atas sudah dilakukan dan tertanam dengan benar oleh orang-orang yang lahir dahulu, tentu generasi muda tidak perlu dikhawatirkan dan tidak pelu diadakan pendidikan aksara secara khusus.

Masalah yang terjadi kini yaitu sikap masyarakat sudah tidak normatif lagi, dan para pemuda, mahasiswa, serta pelajar banyak yang amoral. Para pejabat banyak yang korupsi, kejahatan semakin menjadi-jadi, sementara keadilan dunia semakin sulit dicari. Kenakalan remaja merajalela, begal motor dan geng motor selalu meneror, dan pemerkosaan semakin brutal. Banyak orang yang lupa pesan Pujanagaaga Mataram, Ronggowarsito: “Anemahi zaman edan, ewuh aya ing pambudi, ora ngedan tan kumanan. Sak beja-bejane wong kang lali isih beja wong kang eling lan waspada.” (“Menemuhi situasi gila, repot untuk memilih, kalau tidak ikut gila tidak menerima bagian. Seuntung-untungnya orang lupa, masih untung orang yang selalu ingat dan waspada”).

Baca juga: Memberi Contoh Positif Sebagai Upaya Membentuk Karakter Peserta Didik

Revolusi moral tidak segera dimulai berarti sengaja bunuh diri. Suatu bangsa akan semakin terpuruk mana kala aksara moral penduduknya tak terkontrol dan terkendali. Situasi dan kondisi yang semakin menjadi-jadi akan membentuk aksara moral/budi pekerti membunuh generasi yang berdampak pada kehidupan mendatang.

Tidak ada istilah terlambat untuk kembali ke kodrat. Masyarakat yang ingin bangun merevolusi diri secara bersama dan serentak mengubah watak buruk dan bertobat, jalan keluar dari keterpurukan masih terbuka. Hal ini tinggal bagaimana dan kapan memulai, bukan hanya sekedar bicara pendidikan aksara yang didengungkan santer. Sergera bertindak faktual solusi niscaya ada. Menunda sama halnya dengan apatis, membiarkan berarti menununggu kiamat tanpa ikhtiar.

Bagaimana menanamkan jiwa berkarakter moral/berbudi pekerti mulia? Resep untuk mengembalikan bangsa ini ke jati diri sesuai harapan, yang harus dilaksanakan secara serentak dan berkoordinasi antara lain melalui:

1. Konsistensi terhadap sistem semerintahan yang benar oleh semua pihak
2. Ketegasan penegak aturan dalam menegakkan keadilan
3. Keteladanan pegawanegeri negara dan tokoh masyarakat
4. Kesadaran penduduk terhadap implementasi norma agama, norma sosial, dan kelestarian lingkungan
5. Menciptakan kerukunan hidup bermasyarakat secara mikro maupun makro
6. Penanaman akhlaqul karimah dan kaidah kehidupan bermasyarakat semenjak dini
7. Pembiasaan akhlaqul karimah dalam kehidupan rumah, sekolah, dan masyarakat
8. Melestarikan sikap tolong menolong dan gotong royong
9. Membiasakan sopan santun dalam segala bentuk berkomunikasi dan bertingkah laku
10. Menghargai dan melestarikan budaya bangsa
11. Mengutamakan musyawarah dalam mencapai mufakat
12. Saling menghargai dan menghormati sesama warga negara.

*) Ditulis oleh Indra. PNS di lingkungan didikpora kabupaten Agam Sumbar