Koordinasi Intens dengan Tema (KIT) dalam pendidikan merupakan hal yang penting sebagai salah satu faktor keberhasilan proses pembelajaran. |
Koordinasi dilihat Sudut normatifnya sanggup diartikan sebagai kewenangan untuk menggerakkan, menyelaraskan, menyerasikan dan menyeimbangkan kegiatan-kegiatan yang spesifik atau berbeda, semoga nantinya semua terarah pada pencapaian tujuan tertentu pada waktu yang telah ditetapkan. Dari sudut fungsionalnya, koordinasi dilakukan guna mengurangi dampak negatif spesialisasi dan mengefektifkan pembagian kerja (Terry dalam Ali 2015).
Baca juga: Cara Merancang Proses Pembelajaran Hebat
Proses pembelajaran dengan menerapkan kurikulum 13 memakai pendekatan pembelajaran tematik integratif. Pembelajaran tematik integratif merupakan pendekatan pembelajaran yang mengintegrasikan banyak sekali kompetensi dari banyak sekali mata pelajaran ke dalam banyak sekali tema dengan fokus untuk mengurangi/mengintegrasikan mata pelajaran; mengurangi materi pelajaran; menambah jam belajar; penguatan pelaksanaan kurikulum berbasis kompetensi dalam pembelajaran; penguatan pengetahuan, keterampilan dan perilaku secara holistik dalam pembelajaran; penguatan pembelajaran siswa aktif, dari siswa diberi tahu menjadi siswa mencari tahu dari banyak sekali sumber belajar; penguatan evaluasi proses dan hasil; tanggap terhadap perubahan sosial.
Koordinasi Intens dengan Tema (KIT) dalam pendidikan merupakan wadah yang bisa mengemas dan menerapkan kurikulum 13 dengan tepat. Koordinasi Intens dengan Tema bertujuan antara lain:
1.Menciptakan dan memelihara efektivitas efisiensi pembelajaran, dengan Koordinasi Intens dengan Tema (KIT) guru bisa merancang menyediakan jenis metode, media yang dibutuhkan siswa dalam proses pembelajaran pada satu sub tema yang berlangsung dalam seminggu ke depan. Hal tersebut sanggup berlangsung sebab koordinasi dilakukan pada tingkat kelas tertentu dengan beberapa rambongan belajar, maka ide, metode, permainan berasal dari banyak guru dan kiprah pembuatan jenis metode, media ataupun permainan juga dibagi pada semua anggota koordinasi untuk diterapkan pada kelas masing –masing dengan tetap memperhatikan ciri dan intake kelas masing-masing.
2.Mencegah konflik, janji mengikat semua pihak, dengan Koordinasi Intens dengan Tema (KIT) sebab semua hasil koordinasi mendukung proses pembelajaran merupakan hasil janji maka kegitan berjalan pada garis merah yang telah tersepakati. Konflik pada anak dan orang renta tidak terjadi, contohnya pada sub tema mengenalkan zat pewarna makanan alami, kelas A membawa perlengkapan menciptakan puding dari dari daun suji, maka kelas yang lain menciptakan puding /minuman dari pahan pewarna alami yang lain contohnya dari wortel, buah naga, anggur dll, sehingga referensi bermain dan acara siswa relatif sama sedangkan alat materi yang membutuhkan kolaborasi paguyuban (orang tua) relatif sama.
3.Memelihara iklim dan perilaku saling responsif-antisipatif, dalam pelaksanaan Koordinasi Intens dengan Tema (KIT) merupakan penggabungan pandangan gres dari iklim responsif antar anggota, hal tersebut sangat diharapkan untuk menghasilkan jenis metode, media taupun permainan yang terbaik untuk memfasilitasi jam berguru siswa lebih banyak. Masing-masing anggota koordinasi juga mempertimbangkan (antisipatif) pandangan gres yang dikeluarkan untuk menghasilkan metode atau media berguru yang bisa dipakai oleh semua rombongan berguru pada tingkat tertentu dengan intake siswa yang beragam.
4.Wadah pengembangan diri, anggota koordinasi terdiri dari banyak guru dengan kemampuan beragam. Kemampuan tersebut sanggup tersalurkan dengan baik apabila terdapat wadah yang sempurna dan disalurkan dengan tepat, sehingga akan terus merangsang kemampuan guru untuk memperbaiki dan mengembangan diri.
Cara menjaga pelaksanaan Koordinasi Intens dengan Tema (KIT) semoga berlangsung dengan baik adalah:
-Memilih koordinator atau penanggung jawab untuk sekedar pengingat dan pensuport acara secara konsisten
-Penyusunan agenda jelas
-Tema atau materi koordinasi jelas
-Tempat dan waktu koordinasi terperinci dan konsisten tidak sering ada perubahan
-Hasil koordinasi terperinci dan terbukti bisa mempermudah proses pembelajaran
-Pelaporan tertulis secara konsisten sebagai materi tolak ukur keberhasilan pelaksanaan Koordinasi Intens dengan Tema (KIT)
Semoga artikel ini bermanfaat untuk proses pendidikan yang lebih baik dari sisi perencanaan, proses serta hasil pendidikan, sekaligus perbaikan pada komponen guru, siswa dan orang tua.
*) Ditulis dan dikirim ke oleh LOUIS IFKA ARISHINTA, M.Pd. Guru SD Muhammadiyah 9 Malang