Jumlah lulusan PPG tidak sebanding dengan kebutuhan guru PNS gres untuk menutup yang pensiun. |
Baca juga: Guru yang Diangkat Harus Sudah Mengikuti PPG
Rektor Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) Rochmat Wahab menyampaikan idealnya, calon guru yang melamar CPNS gres wajib lulusan PPG. Namun, di lapangan jumlah lulusan PPG tidak sebanding dengan kebutuhan guru PNS gres untuk menutup yang pensiun.
Rata-rata setiap tahun lowongan CPNS deretan guru mencapai 40 ribu. Sebaliknya, ketika ini alumnus PPG yang sudah mengikuti kegiatan sarjana mengajar di tempat tertinggal, terdepan, dan terluar (SM3T) serta pendidikan asrama masih sekitar 3.000 orang.
Pemerintah dapat merencakan tahun depan pelamar guru CPNS wajib bersertifikat PPG. Tetapi, pemerintah harus bekerja keras. Menurut Rochmat, upaya keras pemerintah dapat berwujud penambahan kuota penerima SM3T. Penambahan itu juga berdampak pada penyediaan anggaran untuk penerima SM3T selama setahun masa penugasan.
"Tahun ini UNY memberangkatkan 250 penerima SM3T," kata Rochmat yang kutip dari Jawa Pos (28/10/15).
Jika pemerintah ingin mengejar sasaran rencana calon guru wajib turun ke pedalaman, kuota SM3T di setiap forum pendidik tenaga kependidikan (LPTK) harus ditambah sampai tiga kali lipat. UNY merupakan satu di antara 12 LPTK negeri di seluruh Indonesia.
Jika pemerintah ingin mengejar kebutuhan guru PNS gres setiap tahun yang mencapai 40 ribu orang, setiap LPTK harus meluluskan sedikitnya 3.000 calon guru profesional per tahun. Ini berat jika ditargetkan tahun depan. Belum lagi harus membangun asrama baru.
Baca juga: Meningkatkan Kualitas Guru Melalui PPG
Rochmat mengakui PPG dengan pendidikan asrama sangat efektif. Khususnya untuk mendidik moral dan aspek nonteknis kependidikan calon guru. Secara prinsip, ia setuju calon pelamar guru CPNS wajib mengiktui kegiatan SM3T dan penggemblengan pendidikan asrama. Tetapi, sekali lagi hukum ini belum dapat diterapkan tahun depan.