Showing posts with label Pembelajaran Kreatif. Show all posts
Showing posts with label Pembelajaran Kreatif. Show all posts

Ini 5 Tugas Guru Abad Sekarang Berdasarkan Kemendikbud

8:16:00 AM
 Peran Guru Masa Kini Menurut Kemendikbud Ini 5 Peran Guru Masa Kini Menurut Kemendikbud
Ada lima tugas guru yang harus dikuatkan dalam PPK, adalah sebagai pengajar, katalisator, penjaga gawang, fasilitator, dan penghubung.
Peran guru kini dituntut lebih dari sekadar sumber informasi. Pasalnya, di era digital kini ini para siswa telah mempunyai jalan masuk gosip yang sangat luas. Peran pendidik ibarat yang pernah disampaikan oleh Ki Hadjar Dewantara masih sangat relevan dalam menghadapi era industri 4.0

Bagaimana bagaimana transformasi tugas guru di sekolah sanggup dilakukan? Setidaknya ada 5 tugas guru yang harus dikuatkan dalam Penguatan Pendidikan Karakter (PPK). Seperti yang kutip dari akun resmi instagram Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud), inilah tugas guru masa kini:

1. Pengajar
Guru bisa memberikan mata pelajaran semoga dimengerti dan di dipahami oleh siswa.

2. Katalisator
Guru dibutuhkan bisa untuk mengindentifikasi, menggali dan mengoptimalkan potensi anak didik.

3. 'Penjaga gawang'
Guru membantu anak didik untuk bisa menyaring pengaruh-pengaruh negatif yang ada di lingkungan, termasuk di dunia maya.

4. Fasilitator
Guru membantu siswa menjadi subyek dalam proses pembelajaran, menjadi sobat diskusi dan juga bertukar pikiran.

5. Penghubung
Guru bisa menghubungkan anak didik dengan sumber-sumber yang beragam, baik di dalam maupun di luar sekolah.

Dengan tugas ini, dibutuhkan nantinya guru bisa menyiapkan anak didik untuk mempunyai kecakapan periode 21, adalah 4C: Critical Thinking (berpikir kritis dan analitis), Creative and Innovative (kreatif dan inovatif), Communicative (komunikatif), dan Collaborative (kolaboratif).

Ini Harus Dilakukan Guru Biar Berguru Lancar Dan Menyenangkan

6:57:00 PM
Sebagai sosok yang punya tugas besar di kelas, guru berperan penting dalam penentuan kualitas pendidikan.
Peranan para guru dibutuhkan untuk membuat acara berguru mengajar yang berkualitas di sekolah. Guru harus mempunyai motivasi untuk guru membuatkan kreativitas, inovasi, dan meningkatkan profesionalismenya supaya acara berguru mengajar berkualitas. Guru juga harus mempunyai kemampuan yang baik dalam memanfaatkan pengetahuan dan teknologi dalam proses berguru mengajar untuk menghasilkan siswa berkualitas.

Guru mempunyai andil besar di dalam membangun sebuah generasi. Guru juga insan biasa yang tidak terlepas dari kesalahan dan kekurangan. Namun, bukan berarti tidak belajar. Guru perlu membenahi beberapa hal biar tercipta lingkungan berguru yang kondusif. Berikut hal-hal tersebut yang harus dilakukan guru yang kutip dari Ruang Guru (27/03/18) biar proses berguru jadi lancar, serta menyenangkan.

1. Menyiapkan perangkat pembelajaran

Sebelum mengajar, hendaknya guru sudah mempersiapkan segala hal yang diperlukan. Selain materi, materi ajar, media atau alat pembelajaran pun sebaiknya disiapkan. Tidak perlu budget mahal, alat pembelajaran bisa guru hasilkan dari bahan-bahan bekas di lingkungan sekitar. Semakin kreatif guru, kemungkinan siswa akan antusias terhadap pelajaran pun semakin tinggi.

2. Metode berguru yang variatif

Coba variasikan metode pengajaran yang diterapkan di kelas. Salah satu hal yang bisa dilakukan guru, yakni, pertama, membuat metode berguru gres dan seru. Sehingga, bisa memancing siswa untuk lebih aktif. Guru akan menjadi model atau idola yang dikagumi siswa. Karena guru mengajar dengan memakai metode berguru yang menarik sehingga siswa tidak merasa bosan.

3. Membawa siswa ke dunia nyata

Sebaiknya, dalam penyampaian materi guru tidak hanya sebatas menjabarkan teori. Coba bawa siswa untuk melaksanakan observasi pribadi ke lingkungan sekitar. Dengan demikian, pemahaman siswa terhadap sesuatu pun lebih luas alasannya sudah terjun atau mencicipi sendiri. Tidak ada salahnya guru mencoba mempraktikkan metode pengajaran saintifik.

4. Memerhatikan kemampuan awal siswa

Kelompokkan siswa menurut kemampuannya. Sesuaikan posisi daerah duduk biar siswa nyaman satu dengan yang lainnya. Pembagian kelompok ini ditujukan untuk pengembangan potensi siswa. Pasangkan siswa yang aktif dengan yang agak pasif, siswa yang gemar bicara dengan yang agak pendiam, dan sebagainya.

5. Dekat dengan siswa

Guru juga perlu mengetahui lingkungan siswa di luar sekolah. Misalnya, mengadakan kunjungan ke rumah siswa tau berbicara dengan orang tuanya. Selain itu, sesekali ajak siswa bicara, tidak harus melulu seputar sekolah. Jadilah pendengar yang baik biar siswa menaruh kepercayaan serta terbuka sehingga bisa lebih memahami karakteristik siswa dan tahu cara menghadapinya.

6. Selalu membuatkan diri

Jangan cepat merasa puas. Teruslah kembangkan diri dengan banyak membaca buku, jurnal, referensi, tulis karya ilmiah, ikut seminar dan sebagainya. Cara ini sebaiknya dilakukan biar memperluas wawasan Anda sebagai guru. Juga, banyak melaksanakan pengamatan terhadap bencana di sekitar dan mencari solusi untuk melatih kepekaan.

Tips Mengajar Yang Menarik Dan Menyenangkan Bagi Guru

1:41:00 AM
Guru bisa mentransfer ilmu dengan baik, inovatif, kreatif serta terjadinya interaksi dengan siswa
Guru harus meningkatkan, tidak hanya pengetahuan, tetapi juga ilmu mengajar menyenangkan. Perkembangan teknologi semakin pesat, tentunya ini menjadi tantangan tersendiri untuk para guru dalam mengembangkan metode mengajar memakai teknologi

Guru masih menjadi sumber utama dalam proses berguru mengajar di sekolah. Untuk itu, guru harus tertantang meningkatkan kemampuan di bidang teknologi. Bukan sekedar mengikuti beberapa pelatihan, namun guru juga bisa membuat produk pembelajaran yang menarik.

Relawan Membaca 15 Menit membagikan tips mengajar yang menarik bagi guru. Salah satu hal yang bisa dilakukan guru, yakni, pertama, membuat metode berguru gres dan seru. Sehingga, bisa memancing siswa untuk lebih aktif.

Kedua, mendampingi siswa memanfaatkan teknologi positif. Sehingga, alat teknologi yang dimiliki siswa termanfaatkan untuk pendidikan. Ketiga, guru harus berprinsip, tidak ada lagi siswa yang mengeluh bosan berada di dalam kelas. Sehingga, guru terpacu membuat kelas nyaman.

Guru juga bisa mengajar memakai teknologi yang inovatif, kreatif serta interaksi positif. Keempat, meningkatkan kemampuan mengajar membuat guru menjadi lebih fleksibel, paling tidak mengurasi rasa malas dalam menyiapkan materi ajar. Guru bisa mengajar utuh di dalam kelas dan membuatkan gosip di luar kelas dengan teknologi.

Selanjutnya, kelima, guru akan menjadi model atau idola yang dikagumi siswa. Karena guru mengajar dengan memakai metode yang menarik. Begitupun sekolah akan mendapatkan manfaat dengan SDM guru yang dimilikinya.

Baca juga: Pembelajaran Holistik yang Menyenangkan

Dunia pendidikan dihadapkan dengan aneka macam tantangan, seperti, aktivitas literasi, pendidikan karakter. Sehingga, seharusnya guru bisa mentransfer ilmu dengan baik, inovatif, kreatif serta terjadinya interaksi dengan siswa. Salah satu tujuannya, biar siswa tidak merasa bosan berlama-lama di kelas.

"Mereka akan menikmati suasana belajar. Sehingga sanggup direspon postif oleh para orang renta yang mempercayakan pendidikan anak-anaknya kepada guru dan sekolah," Sekjen Relawan Membaca 15 Menit Budi Firmanysah yang kutip dari Republika (20/03/18).

Guru Harus Beri Kesempatan Siswa Jadi Dilema Solver

4:31:00 PM
Guru Harus Beri Kesempatan Siswa Makara Problem Solver Guru Harus Beri Kesempatan Siswa Makara Problem Solver
Anak harus berperan aktif dalam berguru di kelas.
Di dalam proses belajar, Bruner mementingkan partisipasi aktif dari tiap siswa, dan mengenal dengan baik adanya perbedaan kemampuan. Untuk menunjang proses berguru perlu lingkungan memfasilitasi rasa ingin tahu siswa pada tahap eksplorasi. Dasar wangsit Bruner yakni pendapat dari Piaget yang menyatakan bahwa anak harus berperan aktif dalam berguru di kelas.

“Discovery Learning can be defined as the learning that takes place when the student is not presented with subject matter in the final form, but rather is required to organize it him self” (Lefancois dalam Emetembun, 1986:103).

Lingkungan ini dinamakan Discovery Learning Environment, yaitu lingkungan dimana siswa sanggup melaksanakan eksplorasi, penemuan-penemuan gres yang belum dikenal atau pengertian yang ibarat dengan yang sudah diketahui. Lingkungan ibarat ini bertujuan semoga siswa dalam proses berguru sanggup berjalan dengan baik dan lebih kreatif.

Guru harus menunjukkan kesempatan muridnya untuk menjadi seorang problem solver atau seorang scientis. Bahan didik tidak disajikan dalam bentuk akhir, namun siswa dituntut untuk melaksanakan banyak sekali aktivitas menghimpun informasi, membandingkan, mengkategorikan, menganalisis, mengintegrasikan, mereorganisasikan materi serta menciptakan kesimpulan-kesimpulan.

Dalam mengaplikasikan metode Discovery Learning, guru berperan sebagai pembimbing dengan menunjukkan kesempatan kepada siswa untuk berguru secara aktif, sebagaimana pendapat guru harus sanggup membimbing dan mengarahkan aktivitas berguru siswa sesuai dengan tujuan. Kondisi ibarat ini ingin merubah aktivitas berguru mengajar yang teacher oriented menjadi student oriented.

Contoh Penerapan Model Discovery Learning

Guru melaksanakan penyampaian materi singkat perihal berdiri ruang sekitar kita, serta bagaimana cara menciptakan jaring-jaring berdiri ruang. Siswa dituntut untuk melaksanakan uji coba menciptakan gambar jaring-jaring berdiri ruang. Dan guru meminta siswa untuk membawa perlengkapan untuk menggambar jaring-jaring tersebut, ibarat kertas gambar, penggaris, dan alat tulis.

Kemudian guru melaksanakan pengumpulan data dengan cara mengamati pribadi ketika siswa mencoba menciptakan jaring-jaring berdiri ruang dan sehabis siswa memahaminya, dilakukan post test berupa kuis yang sebelumnya telah disiapkan oleh guru perihal jaring-jaring berdiri ruang.

Menerapkan Model Pembelajaran 'Memancing' Di Sd

12:54:00 AM
Permainan ini mengakibatkan antusiame yang tinggi Menerapkan Model Pembelajaran 'Memancing' di SD
Permainan ini mengakibatkan antusiame yang tinggi, sebab siswa diajak bermain sekaligus belajar.
Pembelajaran Matematika di SD kebanyakan dilakukan secara konvensional yang monoton, yaitu menawarkan kertas soal. Akibatnya siswa bosan, malas dan pada jadinya mengerjakan kiprah dengan asal-asalan. Salah satu model pembelajaran matematika yang sanggup diterapkan guru ialah dengan permainan memancing. Model pembelajaran ini sangat gampang dilakukan dan mengakibatkan antusiame yang tinggi, sebab siswa diajak bermain sekaligus belajar. Soal matematika yang awalnya membosankan menjadi terasa menyenang.

Permainan memancing soal matematika dibentuk dengan cara sederhana dan bahan-bahan yang gampang didapat. Seperti magnet yang sanggup dibeli toko-toko permainan, kertas kosong yang telah dipotong kecil-kecil menjadi segi empat, segitiga, bundar atau bentuk apapun. Pada kertas tersebut ditulisi soal-soal matematika yang bervariasi modelnya, menyerupai bentuk soal matematika contohnya 2×6:3 dan soal cerita.

Peralatan lain berupa peniti yang dipakai untuk mengkaitkan soal, benang yang ujungnya diikat dengan magnet, dan sapu lidi yang dipakai sebagai kail. Jumlah kail sanggup diubahsuaikan dengan jumlah siswa. Proses pembelajaran matematika dengan permainan memancing soal sangat gampang dilakukan oleh guru dan siswa, menyerupai halnya memancing ikan di bak atau di laut. Berikut langkah-langkahnya menyerupai yang ditulis oleh Sri Yuniati, S.Kom, Guru SD Muhammadiyah Gantiwarno, Klaten, Jawa Tengah.

Pertama, yang perlu dilakukan ialah guru membuat batas bak (bisa memakai tali rapia) lalu letakan soal-soal di tengah dengan cara disebar.

Kedua letakan kail di samping batas kolam.

Ketiga berikan pengarahan wacana peraturan yang harus ditaati pada ketika permainan memancing soal dimulai. Peraturannya ialah sebagai berikut:


  • Siswa tidak boleh masuk ke dalam pembatas kolam, siswa hanya diperbolehkan memancing di luar pembatas kolam.
  • Siswa mengambil kail di tepi kolam.
  • Siswa hanya boleh mengambil satu soal setiap kali memancing, jikalau terpancing lebih dari satu soal maka harus dikembalikan ke bak soal lagi lalu dipancing kembali.
  • Setelah mendapat satu soal, kail diletakan di tepi bak lalu siswa mengerjakan soal yang didapat.
  • Setelah soal selesai dikerjakan, soal tersebut dikembalikan lagi ke bak sebelum mengambil kail untuk memancing.
  • Apabila siswa mendapat soal yang sudah pernah dikerjakan maka dikembalikan lagi ke kolam, lalu memancing lagi untuk soal yang lain.
  • Begitu seterusnya hingga waktu yang telah ditentukan habis.
  • Semakin cepat siswa mengerjakan soal maka semakin sering siswa tersebut memancing soal.


Keempat ialah tahap evaluasi.


  • Guru mengumpulkan kembali siswa dan menanyakan jumlah soal yang sanggup dikerjakan.
  • Guru mengoreksi hasil menghitung siswa lalu diumumkan siapa yang paling banyak mengerjakan soal.
  • Siswa yang paling banyak mengerjakan soal dan benar diberikan hadiah contohnya bintang prestasi.

Model pembelajaran dengan cara permainan memancing soal menawarkan banyak manfaat. Siswa lebih antusias, terbukti dengan meningkatnya jumlah soal yang sanggup dikerjakan dalam waktu yang lebih singkat dibanding pada ketika pembelajaran konvensional. Selain siswa menjadi lebih ceria dan aktif, model pembelajaran ini juga sanggup membuat persaingan yang sehat antar siswa yang secara tidak pribadi muncul dari permainan tersebut.

Pembelajaran Sub Tema Proyek Bersama Orangtua Ahli

6:58:00 AM
Pembelajaran Sub Tema Proyek Bersama Orangtua Ahli Pembelajaran Sub Tema Proyek Bersama Orangtua Ahli
Siswa dilatih dan diasah secara pribadi menuntaskan beberapa proyek pembelajaran.
Kurikulum 2013 edisi revisi 2017 tidak banyak berbeda dengan kurukulum 2013 sebelumnya. Kurikulum 2013 edisi revisi 2017, muatan matematika dan muatan PJOK terlepas dari muatan tematik holistik. Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) pada kurikulum 3013 edisi revisi 2017 harus terdapat empat macam hal yaitu; PPK, Literasi, 4C, dan HOTS.

Khusus pembelajaran di kelas 5 setiap tema pada buku siswa kurikulum 2013 edisi revisi 2017 terdapat 4 sub tema yang sebelumnya hanya terdiri dari 3 sub tema. Khusus sub tema 4 pembelajaran hanya berbasis proyek, perubahan ini yakni perubahan yang luar biasa. Dalam sub tema 4 siswa dalam seminggu dilatih dan diasah secara pribadi menuntaskan beberapa proyek pembelajaran yang bisa memfasilitasi penerapan pembelajaran PPK, 4C dan sarana pengembangan keterampilan berfikir tingkat tinggi siswa (HOTS).

Pelaksanaan pembelajaran proyek sangat sempurna sebagai sarana penerapan pembelajaran berbasis masyarakat bekerja sama dengan orang renta ahli. Orang renta siswa sangat bermacam-macam dengan keahlian masing- masing, hal tersebut bisa dipakai untuk memfasilitasi pembelajaran siswa dengan sempurna sekaligus untuk melengkapi, mengembangkan kemamuan, keahlian dan keterampilan guru.

Pembuatan proyek boneka jari tangan yakni proyek dimana siswa membuat boneka jari tangan berbentuk binatang dari materi kain flanel yang dijahit dan dimodifikasi dengan baik. Proyek boneka jari tangan ini dalam rangka pembuatan media untuk mengasah keterampilan siswa dalam mengembangkan motorik halus, motorik garang siswa sekaligus sarana penerapan 4C serta PPK pada siswa.

Contoh konkret penerapan 4C, pembuatan boneka jari tangan membutuhkan kemampuan berfikir kritis dan kreatif dalam rangka menyusun bentuk yang sempurna antara tubuh binatang dan bentuk indera pendengaran yang sempurna semoga hasil boneka jari baik. Pembuatan boneka jari tangan juga memerlukan kemampuan kerja sama yang sangat tinggi yaitu kemampuan kerja sama menentukan warna kombinasi boneka jari dengan sempurna ataupun kerja sama dengan sobat sejawat dalam rangka melengkapi materi dan kemampuan siswa dengan tetap menjaga kebersihan lingkungan kelas dari sisa pembuatan boneka jari tangan.

Proyek boneka jari tangan juga merupakan sarana siswa bisa membuat sebuah karya media pembelajaran untuk mengkonkritkan wujud hewan, alat gerak binatang sehingga bisa sebagai media bercerita untuk memperjelas materi alat gerak binatang untuk dirinya sendiri, sobat sejawat, atau untuk adiknya.

Proses pembuatan proyek boneka jari tangan terdiri atas beberapa tahapan yaitu:

1. Tahapan training guru dan pendamping kelas oleh orang renta ahli. Tim kelas 5 mendatangkan salah satu orang renta yang jago dan terampil membuat boneka dan souvenir untuk memperlihatkan training khusus terhadap guru dan pendamping di jam mengaji dan istirahat sekolah. Kegiatan ini memeberikan bekal kepada guru dan pendamping kelas semoga bisa memberi teladan dan mendampingi siswa dikala proses pembuatan proyek jari tangan di kelas nantinya.

2. Tahapan pelaksanaan proyek, pada tahapan ini tim kelas 5 tetap bekerja sama dengan orang renta jago yaitu beberapa wali murid yang memiliki keahlian menjahit dan membuat sauvenir. Tujuan kerja sama semoga pelaknaan proyek pembuatan boneka jari tangan akan lebih efektif dan evisien, alasannya yakni setiap kelompok akan terdampingi dengan baik oleh guru,pendamping dibantu beberapa wali murid ahli.

3. Tahapan pemajangan hasil dan pemanfaatan hasil siswa. Media pembelajaran berupa boneka jari tangan bisa pribadi dipakai siswa untuk presentasi dongeng atau dongeng menurut bentuk boneka jari tangan yang dihasilkan.

Semoga goresan pena ini bermanfaat dalam pengintegrasian proses pembelajaran antara warga sekolah dengan masyarakat ahli, sekaligus sarana silaturohim dan sarana menyebarkan keahlian dalam proses peningkatan mutu pendidikan.

*) Ditulis oleh Louis Ifka Arishinta, M.Pd. Guru SD Muhammadiyah 9 Malang