Apersepsi penting dilakukan guru biar proses mencar ilmu berjalan maksimal alasannya ialah siswa mencar ilmu dalam kondisi terbaik |
Bermacam-macam emosi siswa di awal mencar ilmu tentu akan menghipnotis konsentrasi mereka ketika belajar. Oleh alasannya ialah itu, guru harus pandai-pandai mengondisikan suasana kelas biar siswa siap untuk belajar. Apabila di awal aktivitas mencar ilmu guru tidak mengondisikan siswa terlebih dahulu, maka konsentrasi siswa tidak terbangun sehingga siswa tidak sanggup mendapatkan isu yang disampaikan guru. Tentunya hal ini akan besar lengan berkuasa terhadap hasil belajarnya nanti. Agar bencana tersebut tidak terjadi, maka guru harus melaksanakan apersepsi di awal pelajaran.
Munif Chatib (Gurunya Manusia, 2011:77) menyatakan bahwa menit-menit pertama dalam proses mencar ilmu ialah waktu yang terpenting untuk satu jam pembelajaran selanjutnya. Pada menit-menit pertama itulah apersepsi sanggup dilaksanakan. Apersepsi yang dilakukan di awal proses mencar ilmu menciptakan otak anak siap untuk belajar. Apersepsi yang sempurna menciptakan siswa merasa relaks dan bahagia yang ditandai dengan wajah yang ceria, tersenyum, bahkan tertawa. Munif Chatib menyebut kondisi tersebut sebagai Zona Alfa.
Kondisi alfa ialah tahap paling cemerlang proses kreatif otak seseorang. Kondisi ini dikatakan sebagai kondisi paling baik untuk belajar. Sebab, neuron (sel saraf) sedang berada dalam suatu keseimbangan, yaitu, ketika sel-sel saraf seseorang melaksanakan tembakan impuls listrik secara bersamaan dan juga istirahat secara bersamaan sehingga timbul keseimbangan yang mengakibatkan kondisi relaksasi seseorang (Munif,2011:90).
Adapun aktivitas yang sanggup dilakukan guru ketika apersepsi sangat beragam. Berikut ini apersepsi yang sanggup dilakukan:
1. Tepuk tangan
Contoh : Tepuk energi
Guru : "Tepuk energi."
Siswa: " Wuuss..." ( tangan digerakkan ibarat orang mengeluarkan tenaga dalam )
2. Teka-teki
Contoh :
Guru : " Mengapa anak katak suka melompat-lompat?"
Siswa:" Namanya juga anak-anak>"
3. Gerak badan
Contoh : Guru :" jikalau Bu Guru mengucapkan 1, lompat ke kanan, jikalau mengucapkan 2, lompat ke kiri.
4. Bernyanyi
Contoh : Guru mengajak siswa bernyanyi lagu yang sedang terkenal tetapi liriknya diganti dengan lirik yang memotivasi siswa belajar.
5. Permainan
Contoh : Guru :" Letakkan jari telunjuk kalian pada telapat tangan temannya. Saat Bu guru mengucapkan kata apel, tangkap jari telunjuk temannya."
Untuk variasi dan mengaktifkan siswa, guru sanggup menyuruh siswa untuk bergantian memberi teka-teki atau menceritakan dongeng lucu.
Kegiatan yang dilakukan ketika apersepsi sanggup divariasi. Kita sanggup menyuruh siswa secara bergantian untuk memberi teka-teki atau menceritakan pengalaman lucu mereka. Semua ini bergantung pada kreativitas guru. Jika siswa sudah menyunggingkan senyum dan mata berbinar, ketika itulah siswa sudah dalam kondisi alfa. Kondisi terbaik untuk mendapatkan informasi.
Saat kondisi siswa sudah siap mendapatkan informasi, guru sanggup melaksanakan apersepsi berikutnya, yakni membangun pengetahuan atau mengingatkan siswa pada pelajaran sebelumnya.
Berdasarkan paparan di atas, apersepsi penting dilakukan guru biar proses mencar ilmu berjalan maksimal alasannya ialah siswa mencar ilmu dalam kondisi terbaik, tanpa ada paksaan dan tekanan.
*) Ditulis oleh Tutwuri Yuliarti, M.Pd. Guru Kelas di SD Nasional KPS Balikpapan