Guru harus berusaha keras menjadi idola bagi siswanya. |
Baca juga: Menjadi Guru yang Dicintai Siswa
Biasanya seorang yang punya tanggungjawab terhadap orang lain selalu berusaha “memikat hati” orang-orang yang berada “dibawahnya”. Hanya saja, biasanya berakhir pada titik yang kurang baik. Bukannya menjadi idola, tetapi justru menjadi “momok”. Sudah sepantasnya seorang pemimpin menjadi idola orang-orang yang dipimpinnya. Bawahan mengidolakan atasan, ketua menjadi idola anggotanya, komandan diidolakan oleh prajuritnya, guru menjadi idola siswanya dan lain sebagainya.
Sudah sepantasnya setiap guru menjadi idola dari siswanya. Sejatinya, guru harus berusaha keras menjadi idola bagi siswanya. Oleh alasannya itu, ada beberapa perjuangan yang sanggup dilakukan seorang guru untuk menjadi idola, antara lain:
Berusaha Menjadi Semakin Pintar
Guru identik dengan orang pintar. Salah satu tujuan profesi guru yakni menelorkan siswa-siswa pintar. Oleh alasannya itu, guru terlebih dahulu harus pintar, bahkan lebih akil dari masyarakat pada umumnya. Keyakinan siswa terhadap kepintaran gurunya akan menciptakan mereka suka, segan, dan hormat kepada gurunya tersebut. Untuk itu, seorang guru yang berusaha menyebarkan potensinya sehingga menjadi semakin pintar, maka semakin besar pula peluangnya dijadikan idola oleh siswanya.
Sejatinya, guru juga identik dengan membaca. Meskipun akhir-akhir ini acara membaca bagi guru sudah hampir terlupakan. Membaca yakni acara wajib bagi guru dalam mengejawantahkan usahanya menjadi semakin pintar. Menjadi guru bukanlah pencapaian puncak seorang yang bersekolah untuk berprofesi sebagai guru. Menjadi guru yakni awal dari tanggungjawab mencerdaskan anak bangsa. Oleh alasannya itu, teruslah berusaha dan berguru semoga tanggungjawab itu tidak mengalami kedaluwarsa. Betapa hebatnya seorang guru di mata siswa jikalau pertanyaan-pertanyaan siswa tersebut mendapat balasan dari gurunya.
Berusaha Menjadi Teladan
Ketekunan seorang guru dalam perjuangan menjadi semakin pintar, yakni termasuk bentuk teladan. Namun, dalam bab ini contoh ditekankan pada prilaku dan perilaku baik guru yang sanggup ditaladani siswanya. Memang benar, guru juga insan biasa, tetapi hal tersebut bukanlah menjadi bantalan an pembenar jikalau ada guru yang melaksanakan perbuatan yang tidak normatif.
Beberapa kasus yang diliput media perihal prilaku guru yang melanggar etika, tentu tidak sebanding dengan jumlah guru yang sangat besar. Sejatinya, jikalau pelanggaran itu dilakukan oleh orang awam (bukan guru) tentu terbilang hal biasa, namun lain ceritanya jikalau perbuatan itu dilakukan oleh seorang guru. Masyarakat masih member derajat yang tinggi kepada guru sehingga mereka akan sangat kecewa jikalau ada guru yang berbuat haal yang tida etis.
Guru yang berprilaku layaknya seorang yang patut digugu dan ditiru, akan menjadi contoh bagi siswanya. Meneladan seorang guru yang hampir tanpa cacat akan menjadikannya idola bagi siswa. Guru yang melaksanakan terlebih dahulu sebelum memerintahkan kepada siswanya. Bahkan, jikalau dengan hati prilaku contoh itu terbentuk, maka tanpa perintah sekalipun para siswa akan ikut menyerupai yang dilakukan gurunya.
Guru harus rindu pada suasana dimana beliau menjadi idola siswanya. Guruku yakni idolaku, yakni ungkapan yang semestinya terucap oleh siswa. Bukan terucap oleh verbal yang utama, tetapi dari kalbu. Meski verbal menyampaikan ‘tidak’, tetapi hati tak sanggup menolaknya. Jika, guru telah mendapat legalisasi itu dari siswanya, maka hampir tak ada lagi hal yang sulit yang ditemui guru dalam proses interaksi antara beliau dengan siswanya. Semoga para guru menjadi atau berusaha menjadi idola siswanya.
*) Ditulis oleh Muh. Syukur Salman. Guru SDN 71 Parepare