Mendikbud ingin sempurnakan Kurikulum 2013 dengan pembangunan huruf supaya sejalan Nawa Cita. |
Baca juga: Presiden Minta SD Ditekankan Membangun Karakter
Idealnya, kata dia, siswa setingkat SD menerima pendidikan huruf dengan porsi 70 persen. Sementara 30 persen sisanya barulah porsi pendidikan ilmu pengetahuan umum. Namun, Kurikulum 2013, yang disusun oleh pemerintah sebelumnya, tidak menunjukkan porsi yang paling tinggi untuk pendidikan kebijaksanaan pekerti.
"Kalau dibolehkan, aku ingin rombak Kurikulum 2013 supaya sesuai dengan platform Nawa Cita milik Presiden. Tapi niscaya akan jadi ribut," kata Muhadjir yang kutip dari JPNN (07/09/2016).
Mendikbud menyadari, kebijakan utama di jalur pendidikan tak boleh berganti hanya alasannya menterinya ganti. Karenanya, daripada mengambil keputusan untuk merombak Kurikulum 2013, ia lebih menentukan untuk menyempurnakannya. Salah satunya, tambahan kegiatan di sekolah yang bertujuan membangun huruf siswa.
Baca juga: Janji Mendikbud Baru Melanjutkan Program Anies
Program penguatan pendidikan huruf tersebut diimplementasikan dalam bentuk kegiatan kokurikuler, adalah kegiatan tambahan usai jam berguru yang masih dibawah pengawasan guru. Muhadjir menegaskan, aktivitas ini tidak akan membatalkan Kurikulum 2013, namun akan menjadi tambahan kurikulum yang ada.
"Tidak (mengubah kurikulum 2013) hanya melengkapi makanya nama ko-kurikuler, hanya melengkapi atau menyempurnakan Kaprikornus memanfaatkan lingkungan belajar, kepala sekolah harus betul jadi manajer di sekolah, beliau harus sanggup menggali potensi sekolah buat belajar," kata Mendikbud.
Pada dikala membuka rapat koordinasi persiapan implementasi penjaminan mutu pendidikan di Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) Provinsi Bengkulu (6/9), itu juga menyampaikan Dirjen sudah menentukan sekolah-sekolah model yang akan menyelenggarakan aktivitas penguatan pendidikan huruf sebelum nanti ini dijadikan aktivitas skala nasional.