Selain mempunyai kompetensi dasar, guru juga harus mempunyai huruf yang kuat. |
Baca juga: Guru Juga Harus Mendapat Pendidikan Karakter
Melihat hal tersebut di atas, ada baiknya jikalau sebagai seorang guru (pendidik) selain mempunyai kompetensi dasar (pedagogik, kepribadian, profesional, dan sosial), juga mempunyai beberapa huruf yang besar lengan berkuasa dalam menjalankan fungsinya sebagai pencipta manusia cendekia, menyerupai berikut ini.
1. Kerja keras
Seorang guru dituntut mempunyai semangat kerja yang tinggi. Karena dalam menjalankan tugasnya akan banyak hambatan yang dihadapi baik yang bersumber dari dalam dirinya maupun yang bersumber dari luar. Profesi seorang guru bukanlah pekerjaan main-main, alasannya yang ia hadapi ialah siswa yang tentunya mempunyai aneka macam huruf dan dari aneka macam kondisi sosial yang berbeda. Ditambah lagi dengan siswa yang nakal, siswa yang malas, siswa yang mempunyai keterbatasan secara intelektual, sarana dan prasarana di sekolah yang belum tentu lengkap dan sebagainya. Maka ia harus bisa memecahkan semua kasus tersebut semoga kegiatan belajar-mengajar yang menjadi tanggung jawabnya tidak terbengkalai akhir halangan tersebut. Kuncinya ialah kerja keras.
2. Kerja tuntas
Seorang guru juga dituntut bisa menuntaskan tugas-tugasnya secara tuntas. Tidak setengah-setengah. Ia harus bisa menyesuaikan materi pelajaran yang harus diajarkan dengan ketersediaan waktu yang telah diprogramkan. Dengan demikian bagi seoang guru dalam mengajar sudah mempunyai kegiatan dan sasaran yang mesti dicapai dalam satu kurun waktu tertentu.
3. Kerja ikhlas
Seorang guru pun harus tahu bahwa pekerjaannya itu sangatlah mulia. Maka hendaklah ia lakukan dengan penuh keihklasan. Artinya dalam menjalankan tugasnya tidak ada rasa terpaksa, tidak ada tekanan, atau tujuan-tujuan selain untuk memperlihatkan pengajaran dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa.
Jangan hingga ada dalam eksklusif guru itu huruf seperti:
1. Sifat malas
Sifat malas akan mengakibatkan seseorang bekerja secara asal-asalan. Sedikit hambatan cukup membuatnya “mangkir” dari kewajiban. Tidak ada cita-cita untuk memperbaiki diri maupun siswanya. Jika demikian maka ia akan bersikap masabodo terhadap siswa dan tak mau ambil pusing.
2. Sifat culas
Sikap culas, curang, dan menghalalkan aneka macam cara dalam mengambil tindakan yang sanggup memperlihatkan laba bagi dirinya namun sanggup merugikan bagi siswanya atau tempatnya bekerja juga harus dihindarkan jauh-jauh.
3. Sifat buas
Buas disini ialah perilaku berangasan dan perilaku yang memandang orang lain lebih rendah. Kasar dalam berbicara (menggertak, mencaci, berbicara kotor) maupun berangasan dalam berbuat (memukul, menjewer, dsb) merupakan sebagian teladan perilaku yang tidak patut bagi seorang guru.
Dengan menghindari sikap-sikap atau huruf tersebut kiranya sanggup mengakibatkan lingkungan berguru menjadi nyaman dan menyenangkan bagi siswa. Jika lingkungan kelas yang nyaman maka siswa akan lebih gampang dalam memahami materi pelajaran.
Mari kita berdiri generasi Indonesia yang berpengetahuan dan beriman. Demi mencapai masyarakat Indonesia yang sejahtera lahir dan batin.
*) Ditulis oleh Nurdin, S.Pd. Seorang guru swasta di Ciledug